
Ternyata sudah Sepekan Dolar Singapura Sulit Tembus Rp 10.600

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak melemah tajam pada 3 Agustus lalu, dolar Singapura kesulitan lagi untuk menembus ke atas Rp 10.600/SG$. Padahal, pembatasan sosial di Singapura sudah dilonggarkan. Apakah ini tanda penurunan dolar Singapura akan berlanjut?
Pada pukul 10:30 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.590,88, dolar Singapura melemah 0,13% di pasar spot, melansir data Refintiv.
Sejak Selasa lalu, pemerintah Singapura akan melonggarkan pembatasan sosial. Sebab, jumlah warga yang sudah divaksinasi mengalami peningkatan yang signifikan.
Pelonggaran pembatasan sosial di antaranya untuk berkumpul dibatasi menjadi maksimal 5 orang, dibandingkan sebelumnya 2 orang saja. Kemudian restoran sudah diizinkan menerima makan ditempat (dine in) maksimal 5 orang, dengan syarat sudah mendapat vaksinasi penuh.
Selain itu, perbatasan internasional juga bisa menerima kedatangan pekerja yang sudah divaksinasi penuh. Dan mulai 20 Agustus mendatang akan mengizinkan wisatawan dari beberapa negara untuk berkunjung, dengan syarat vaksinasi penuh.
Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan jumlah penambahan kasus Covid-19 mampu diredam sejak pemberlakuan "lockdown", sementara jumlah warga yang sudah mendapatkan vaksin penuh di pekan ini ditargetkan sebanyak 70%, naik signifikan dibandingkan sebelum "lockdown" sebanyak 40% dari total populasi.
"Kami berhasil mencegah infeksi virus corona yang tidak terkendali, sakit yang para hingga kematian," kata Ong, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (6/8/2021).
Secara teknikal, dolar Singapura memang sedang tertekan, apalagi jika nanti muncul death cross.
Death cross merupakan perpotongan indikator rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50) dengan rerata pergerakan 100 hari (MA 100). Dimana MA 50 memotong MA 100 dari atas ke bawah.
Death cross akan semakin "mengerikan" jika MA 50 juga memotong rerata pergerakan 200 hari (MA 200).
![]() Foto: Refinitiv |
Saat ini dolar Singapura melawan rupiah yang disimbolkan dengan SGD/IDR, sudah mengalami perpotongan MA 50 dengan MA 100. Sedikit lagi MA 50 juga akan memotong MA 200, sehingga tekanan akan lebih besar jika itu terjadi.
Sementara itu, indikator stochastic belum mencapai wilayah jenuh jual. Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Target penurunan dolar Singapura dalam jangka menengah ke RP 10.450/SG$ hingga Rp 10.370/SG$. Untuk jangka panjang, jika didukung dengan fundamental rupiah yang kuat, dolar Singapura bisa kembali ke Rp 10.000/SG$ yang terakhir kali disentuh pada Juni tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal
