Sentimen Penggerak Pasar Pekan: PPKM Hingga Data Inflasi AS

Putra, CNBC Indonesia
08 August 2021 14:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini mencatatkan kinerja yang apik lantaran nyaris sepekan penuh mengalami penguatan.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melesat 2,2% secara point-to-point pada pekan ini. Sayangnya, pada perdagangan terakhir di pekan ini, yakni Jumat (6/8/2021), IHSG terpaksa berakhir melemah tipis-tipis, yakni turun 0,03% ke level 6.203,43.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG kembali naik menjadi Rp 75,7 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 925 miliar sepanjang pekan ini.

IHSG terdorong oleh beberapa kabar positif yang mewarnai pasar keuangan dalam negeri. Salah satunya, yakni rilis data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2021 melesat 7,07% secara tahunan, atau jauh di atas konsensus ekonom dan analis dalam polling CNBC Indonesia yang memperkirakan angka 6,505%. Capaian itu juga lebih tinggi dari konsensus pasar versi Reuters sebesar 6,57%.

Secara kuartalan, ekonomi nasional tumbuh 3,31% atau di atas proyeksi pasar sebesar 2,875%. Namun, sepanjang tahun berjalan, ekonomi Indonesia masih terhitung minus, yakni sebesar -0,74%.

Pencapaian ini mengakhiri rentetan pertumbuhan negatif (kontraksi) selama empat kuartal berturut-turut. Artinya, Indonesia merdeka dari resesi ekonomi.

Untuk perdagangan pekan depan, investor masih akan memperhatikan angka kasus Covid-19 di Indonesia. Pascapemberlakuan PPKM Level 4 di ibu kota dan daerah-daerah lain, tren kasus Covid-19 memang sudah menurun. Akan tetapi penurunan hanya terjadi di daerah Jawa & Bali. Sementara di luar Jawa-Bali cenderung mengalami kenaikan. PPKM Level 4 akan berakhir pada, Senin (9/8/2021).

Masih dari dalam negeri, investor akan memantau angka indeks keyakinan konsumen bulan Juli 2021 pada perdagangan, Senin (9/8/2021). Menurut prediksi Tradingeconomics, IKK masih akan berdiam di level 107 di mana pada bulan Juni lalu IKK tercatat berada di angka 107,4.

Sementara itu masih dari Benua Kuning, rilis data inflasi China di bulan Juli tentu saja akan dipantau juga oleh para investor. Konsensus memprediksikan akan ada penurunan inflasi China dari 1,1% di bulan Juni menjadi 0,8% di bulan Juli.

Sementara pada, Rabu (11/8/2021), investor akan memantau rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Juli di mana pada Juni silam angka inflasi berhasil naik tinggi. Ini karena kenaikan harga barang-barang konsumsi yang melesat sehingga investor berekspektasi di bulan Juli inflasi akan kembali melesat.

Meskipun demikian, ternyata kenaikan harga ini tidak menakuti para konsumen untuk berbelanja, meskipun ekonom memprediksikan fenomena ini tak akan berlangsung lama lagi. Secara konsensus, Tradingeconomics memprediksikan akan ada kenaikan tipis inflasi dari bulan Juni di angka 5,3% menjadi 5,4% di bulan Juli.

Selanjutnya menuju ke Benua Biru, Uni Eropa akan melaporkan angka produksi industrinya di bulan Juli. Sektor manufaktur Uni Eropa, terutama Jerman telah melambat beberapa bulan terakhir di tengah peningkatan penyebaran virus corona penyebab Covid-19 yang mengganggu rantai pasokan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular