
Bursa Asia Babak Belur, IHSG Ikutan! Cuma Nikkei yang Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa sahamĀ Asia kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (6/8/2021), karena investor kembali khawatir dengan kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Asia, terutama di China yang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di kawasan tersebut.
Hanya indeks Nikkei yang ditutup di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,33% ke level 27.820,04.
Sedangkan sisanya berakhir melemah pada hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup turun 0,1% ke posisi 26.179,4, Shanghai Composite China melemah 0,24% ke 3.458,23, dan Straits Times Singapura turun tipis 0,05% ke 3.173,67.
Adapun KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,18% ke 3.270,36, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun tipis 0,03% ke 6.203,43.
Indeks Nikkei berhasil selamat karena masih optimismenya pelaku pasar terkait perilisan kinerja beberapa perusahaan di Jepang pada kuartal II-2021, meskipun kekhawatiran investor akan pandemi Covid-19 masih ada.
Tren kinerja keuangan perusahaan yang optimis dan dapat mengangkat Nikkei pada pekan ini berlanjut pada hari ini.
Saham Fujikura melonjak 16,3%, Nikon Corp menguat 8,44% dan pengembang video game Konami Holdings melonjak 7,41%.
Sedangkan saham perusahaan farmasi Jepang, Shionogi & Co. terbang 5,5%, setelah pihaknya akan meminta persetujuan kepada otoritas kesehatan setempat untuk pengobatan Covid-19 baru pada akhir tahun ini.
Namun, pelaku pasar saham Asia sebagian besar merealisasikan keuntungannya jelang akhir pekan ini, karena pelaku pasar masih khawatir dengan kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Asia, terutama di China yang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di kawasan tersebut.
Pemerintah China hari ini melaporkan jumlah harian tertinggi baru infeksi Covid-19. Peningkatan kasus telah memicu kekhawatiran tentang prospek pemulihan ekonomi China yang tidak merata.
Sementara di Korea Selatan, pemerintah setempat akan kembali memperpanjang pembatasan jarak sosialnya (social restriction) selama dua pekan kedepan karena infeksi harian Covid-19 terus mendekati angka rekor.
Di lain sisi, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) telah membuat pemulihan pasar tenaga kerja sebagai syarat untuk menghapus stimulus moneter.
Konsensus dalam polling Reuters memperkirakan ada 870.000 pekerjaan baru pada Juli 2021, tetapi perkiraan jumlahnya berkisar antara 350.000 hingga 1,6 juta.
Karena investor global masih menunggu data tenaga kerja AS pada malam nanti waktu Asia, kontrak berjangka (futures) indeks saham AS relatif flat di sesi awal pra-pembukaan (pre-opening) hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
