Dolar Perkasa, Ini 'Resep' BI Jaga Stabilitas Rupiah

Rahajeng K Hastuti, CNBC Indonesia
06 August 2021 15:29
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti
Foto: Deputi Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat terhadap mata uang dunia. Bagaimana 'resep' Bank Indonesia (BI) untuk menjaga rupiah agar tetap stabil?

Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior BI, salah satu isu yang mendominasi pasar keuangan global adalah arah kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Kapan The Fed akan mulai melakukan pengetatan kebijakan moneter menjadi pertanyaan yang terus coba dicari jawabannya oleh pelaku pasar.

Perkembangan ini membuat investor menerapkan mode flight to quality, menempatkan dana di aset yang dipandang aman. Salah satunya adalah mata uang dolar AS.

"Kami melihat market, di global, dolar mengalai penguatan terhadap major currencies. Terus mengalami penguatan," kata Destry dalam webinar Himbara bertema 'Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi' live di CNBC Indonesia pada, Jumat (6/8/2021).

Meski demikian, lanjut Destry, sejauh in stabilitas nilai tukar rupiah relatif terjaga. Sejak awal tahun, rupiah memang masih membukukan depresiasi sekitar 3% terhadap dolar AS secara point-to-point. Namun volatilitasnya bisa terjaga.

"Volatilitas terkendali. Ini yang dibutuhkan dunia usaha yakni nilai tukar stabil," tegas Destry.

Untuk menjaga stabilitas rupiah, lanjut Destry, BI menerapkan kebijakan intervensi di tiga pasar (triple intervention). Pertama di pasar spot, kedua Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan ketiga jika dibutuhkan di pasar obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) 

"Kalau diperlukan ketika pasar obligasi tertekan, BI akan berada di pasar sekunder. Ini juga supaya yield (imbal hasil) tidak trbang terlalu jauh," ujar Destry.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Ngamuk, Rekor Tertinggi 20 Tahun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular