Growth Ekonomi RI Rekor Sejak 2004, Saat itu IHSG Cuma 600an!

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 05/08/2021 15:39 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh impresif pada kuartal II-2021. Pertumbuhan ekonomi nasional mencatatkan rekor terbaru.

Pada kuartal II-2021, output ekonomi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07% dibandingkan kuartal II-2020 (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB akan tumbuh 6,505% yoy. Sedangkan konsensus pasar versi Reuters menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,57% yoy pada April-Juni 2021. Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi 7,70% juga menjadi rekor tertinggi sejak kuartal IV-2004.


Perekonomian Indonesia memang sudah berkembang pesat dibandingkan dengan tahun 2004 dimana berbeda dengan 17 tahun lalu tersebut, growth ekonomi Indonesia yang tinggi di Q2 tahun ini lebih disebabkan oleh low base effect.

Di mana basis perhitungan pertumbuhan Q2 2021, yakni Q2 2020 ekonomi RI porak poranda oleh Covid-19 apalagi April 2020 lalu Tanah Air pertama kali menerapkan aturan lockdown yang saat itu masih bernama PSBB mulai dari pembatasan perjalanan hingga penutupan pusat perbelanjaan sehingga ekonomi Ibu Pertiwi terpaksa tersendat.

Pada kuartal kedua 2021, perekonomian sudah mulai dibuka dan lancar kembali sehingga tercatat pertumbuhan fantastis 7%.

Menariknya sejak tahun 2004, pasar modal RI sudah tumbuh amat sangat pesat. Catat saja pada awal tahun 2004, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat itu masih berada di kisaran 691 sedangkan pada penutupan perdagangn hari ini IHSG finis di angka 6.205 yang artinya IHSG sudah bertumbuh 798% atau hampir 8 kali lipat.

Sebelumnya, Margo Yuwono, Kepala BPS, menyebut ada dua faktor utama yang membuat ekonomi Indonesia tumbuh tinggi. Pertama adalah basis yang rendah (low-base effect).

Pada kuartal II-2020 yang menjadi perbandingan, PDB Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) lebih dari 5% yoykarena pandemi virus corona (CoronavirusDisease-2019/Covid-19). Jadi kalau ada perbaikan sedikit saja pasti ada pertumbuhan yang tinggi.

"Jadi bahwa PDB yang tinggi pada triwulan II itu selain ada faktor pemulihan juga karena low base dari triwulan II tahun lalu yang turun tajam," kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8/2021).

Kedua, memang ada perbaikan dari berbagai aktivitas ekonomi. Ekspor pada kuartal II-2021 tumbuh55,89% yoy seiring kenaikan permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia.

"Begitu juga impor yang pada triwulan II tumbuh 50,21% yoy. Impor bahan baku/penolong tumbuh tinggi, menunjukkan ekonomi domestik mengalami perbaikan," lanjut Margo.

Konsumsi rumah tangga, tambah Margo, juga membaik. Ini terlihat dari peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan Pajak Pertambahan Nilai-Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN-PPnBM). Ini menunjukkan pendapatan dan konsumsi masyarakat tumbuh.

"PPh Pasal 21 tumbuh 21,5% dan PPnPB tumbuh 8%. Ini menjadi indikasi peningkatan pendapatan dan belanja masyarakat," demikian Margo.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat