
Rupiah Tunggu Data PDB, Dolar Singapura Masih di Rp 10.600

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura masih bergerak di kisaran Rp 10.600/SG$ pada perdagangan Kamis (5/8/2021) pagi, setelah merosot dalam 4 hari beruntun. Level tersebut merupakan yang terendah sejak pertengahan Februari lalu.
Tekanan bagi dolar Singapura sedikit mereda sebab rupiah saat ini sedang menanti rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2021.
Pada pukul 9:21 WIB, dolar Singapura berada di Rp 10.601,68/SG$, menguat 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dalam 4 hari terakhir total dolar Singapura melemah lebih dari 1%.
Dolar Singapura terus tertekan melawan rupiah setelah pemerintahnya kembali mengetatkan pembatasan sosial guna meredam penyebaran penyakit akibat virus corona (Covid-19). Pengetatan tersebut dilakukan mulai 22 Juli hingga 18 Agustus.
Indonesia juga melakukan pengetatan yang dimulai sejak awal Juli dan masih berlangsung hingga saat ini. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM ) darurat yang kemudian berganti menjadi PPKM level 4 sukses menurunkan penambahan kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut memunculkan harapan akan ada pelonggaran lebih lanjut pada 9 Agustus mendatang saat PPKM level 4 berakhir. Artinya, PPKM level 4 kemungkinan masih akan diperpanjang dengan adanya beberapa pelonggaran, bahkan tidak menutup kemungkinan DKI Jakarta turun menjadi PPKM level 3 melihat penambahan kasusnya yang turun drastis.
Selain itu, rupiah saat ini sedang menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021. Kabar baiknya, Indonesia akan resmi lepas dari resesi.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi atau minus setidaknya 2 kuartal beruntun secara year-on-year (YoY).
PDB Indonesia sudah mengalami kontraksi 4 kuartal beruntun, dan baru akan mengalami pertumbuhan di kuartal II-2021.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB akan tumbuh 6,505% YoY.
Sebagai gambaran, konsensus pasar versi Reuters menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,57% YoY pada April-Juni 2021. So, dari mana pun sumbernya, sepertinya pelaku pasar meyakini bahwa ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 6,5%.
Jika rilis resminya lebih tinggi dari prediksi, tentunya akan memberikan dampak positif ke pasar finansial, termasuk ke rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
