
Dibeking Kredivo-Akulaku, Begini 'Perang Tanding' BBSI-BBYB!

BBYB
Mari beralih ke BBYB. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, BBYB berhasil membukukan pendapatan bunga Rp 142,73 miliar, naik 6,88% secara tahunan dari Rp 133,54 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, pendapatan bunga bersih BBYB terkoreksi 4,89% menjadi Rp 52,32 miliar pada kuartal I 2021. Seiring dengan turunnya pendapatan bunga bersih, laba bersih BBYB pada kuartal I 2020 yang sebesar Rp 13,20 miliar berubah menjadi rugi bersih Rp 50,27 miliar pada periode yang sama 2021.
Total kredit BBYB tercatat naik 2,19% menjadi Rp 3,75 triliun pada triwulan I. Sementara, total DPK tumbuh dari Rp 3,94 triliun pada 31 Desember tahun lalu menjadi Rp 4,19 triliun pada kuartal I 2021.
Seperti saham BBSI, saham BBYB juga punya kinerja yang oke punya. Selama seminggu terakhir saham ini melejit 81,31%, didorong oleh resminya Akulaku menjadi pemegang saham mengendali BBYB pada 28 Juli lalu.
Sementara, dalam sebulan saham BBYB 'terbang' 140,10% dan 'membumbung' setinggi 225,26% sejak awal tahun.
Kabar terkini, BBYB sedang menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV melalui rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 saham baru.
Adapun nilai nominal dalam aksi korporasi ini sebesar Rp100/saham atau setara dengan Rp 249.817.321.200 (249,82 miliar).
Rencana rights issue sendiri sudah mendapat restu dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 September 2020.
PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Gozco Capital selaku Pemegang Saham Utama Perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya untuk membeli saham baru tersebut.
Dana yang diperoleh dari hasil PUT IV, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja pengembangan usaha BBYB, berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Informasi saja, Akulaku adalah platform perbankan dan keuangan digital yang didirikan pada Juli 2014. Kemudian pada Agustus 2014 mendapatkan akuisisi IDG (International Data Group, Inc) Capital Angel Investment.
Saat ini Akulaku beroperasi di Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Menurut data Crunchbase, Akulaku telah meraup pendanaan US$ 218 juta dalam 8 putaran. Terakhir, Akulaku mendapatkan US$ 100 juta pada 10 Januari 2019 di mana pada putaran tersebut Ant Group ikut terlibat. Saat ini, selain Ant Group dan IDG Capital, Akulaku disokong oleh Sequoia Capital India, dan 10 investor lainnya.
Sementara, Kredivo didirikan pada 2015 di bawah kendali FinAccel. Kredivo menawarkan kepada pelanggan pembiayaan kredit instan untuk pembelian e-commerce dan pinjaman pribadi dan layanan beli sekarang dan bayar nanti (paylater) dengan jumlah pengguna hampir 4 juta. Kredivo berencana untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara seperti Vietnam dan Thailand dalam waktu dekat.
Mengacu pada data Crunchbase, Kredivo sudah meraup US$ 310 juta pendanaan dalam 4 putaran. Pendanaan terakhir Kredivo berlangsung pada 21 Juni 2021 melalui putaran faislitas kredit US$ 100 juta dari Victory Park Capital (VPC). Saat ini, Kredivo ditopang oleh 3 investor, yakni Reinventure, VPC, dan Partner for Growth.
Adapun sang induk usaha Kredivo, FinAccel bakal menjadi perusahaan terbuka dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Amerika Serikat (AS). Caranya, merger dengan VPC Impact Aquisition Holdings II, sebuah perusahaan cangkang (SPAC) yang terdaftar di bursa Nasdaq, AS.
Saat ini kedua perusahaan sudah memasuki tahap perjanjian definitif untuk menggabungkan bisnis dan aksi korporasi ini ditargetkan rampung kuartal I-2022. Pasca-merger FinAccel akan memiliki valuasi mencapai US$2,5 miliar.
Transaksi ini juga diharapkan akan menghasilkan dana tunai lebih dari US$430 juta pada neraca keuangan gabungan perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
