Jumat Listing! Jatah Ritel IPO Bukalapak Disebut Naik Jadi 5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten e-commerce pertama yang akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) diketahui memperbesar porsi investor ritel dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham melalui penjatahan terpusat (pooling allotment).
Dua sumber pasar yang mengetahui informasi ini menyebutkan penjatahan tersebut dinaikkan menjadi 5% dari sebelumnya hanya 2,5%. Dengan demikian porsi investor ritel bisa membeli hingga Rp 1,09 triliun, dari sebelumnya hanya Rp 547,50 miliar.
Hal ini mengingat BUKA menawarkan sebanyak 25.765.504.800 saham biasa atau 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Dengan demikian, jumlah seluruh nilai IPO saham ni adalah sebesar Rp 21.900.679.080.000 atau nyaris Rp 22 triliun. Sebelumnya harga saham BUKA pada saat bookbuilding (pembentukan harga) yakni di level Rp 750-850/saham.
Masa penawaran umum sudah selesai pada 27-30 Juli lalu, tanggal penjatahan ditetapkan pada Selasa kemarin 3 Agustus 2021, tanggal distribusi saham secara elektronik 5 Agustus 2021, tanggal pengembalian uang pesanan 5 Agustus 2021, tanggal pencatatan atau listing pada BEI 6 Agustus 2021.
"Penyesuaian penjatahan pooling itu dilakukan lantaran penawaran saham BUKA kelebihan permintaan atau oversubscribed," kata dua sumber pasar tersebut, Kamis ini (4/8).
Sumber tersebut juga menyatakan saham BUKA mengalami oversubscribed hampir 4 kali dari jumlah saham yang ditawarkan melalui pooling. Dengan target perolehan dana Rp 21,9 triliun, maka porsi fixed allotment (penjatahan pasti) sekitar Rp 20,2-20,8 triliun.
CNBC Indonesis juga telah meminta mengkonfirmasi mengenai informasi ini kepada Direktur Utama Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim sebagai salah satu perusahaan penjamin emisi, namun Taye menyatakan dirinya tak bisa memberikan informasi.
"Mohon maaf kami belum bisa memberikan informasi berkaitan dengan klien, kita tunggu listing 6 Agustus," kata Taye Shim.
Sebagai informasi, penjatahan saham hasil IPO bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu penjatahan pasti atau fixed allotment dan penjatahan terpusat atau pooling allotment.
Berdasarkan Peraturan No IX.A.7, penjatahan pasti ialah mekanisme penjatahan efek yang dilakukan dengan cara memberikan alokasi efek kepada pemesan sesuai dengan jumlah pemesanan dalam formulir pemesanan efek.
Adapun penjatahan terpusat adalah mekanisme penjatahan efek yang dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh pemesanan efek (pooling) dan kemudian dijatahkan sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.
Jika setelah dilakukan alokasi untuk penjatahan pasti, ternyata masih sisa efek yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan harus mengikuti ketentuan yaitu secara proporsional untuk efek yang tidak dicatatkan di bursa efek atau dengan cara diundi untuk efek yang dicatatkan di bursa efek.
IPO Golongan IV
Dalam prospektus IPO, Bukalapak mencantumkan mekanisme claw back atau mekanisme di mana permintaan saham pada pooling melebihi porsi beberapa kali dari porsi yang tersedia.
Aturan ini mengatur jika terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat (pooling) investor ritel, maka kelebihan itu dengan persentase tertentu akan diambil dari penjatahan pasti (fixed allotment) yang umumnya diperuntukkan bagi institusi atau manager investasi, dana pensiun, dan lain-lainnya.
Prospektus BUKA juga mencantumkan golongan IPO di mana perusahaan masuk dalam Golongan IV dengan emisi di atas Rp 1 triliun.
Dengan demikian, batasan minimum alokasi untuk penjatahan terpusat (pooling) adalah minimal sebesar 2,5%.
Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat dibandingkan batas alokasi saham, maka sesuai dengan SE OJK No.15/2020 alokasi saham untuk penjatahan terpusat disesuaikan yakni dari 2,5x sampai dengan 10x, maka alokasi untuk penjatahan terpusat ditingkatkan menjadi sebesar 5% dari jumlah saham yang ditawarkan.
Adapun penyesuaian 10x sampai dengan 25x, maka alokasi untuk penjatahan terpusat ditingkatkan menjadi sebesar 7,5% dari jumlah saham yang ditawarkan; atau jika di atas 25x, maka alokasi untuk penjatahan terpusat ditingkatkan menjadi sebesar 12,5% dari jumlah saham yang ditawarkan.
![]() Golongan IPO, prospektus Bukalapak |
Adapun penjamin pelaksana emisi efek BUKA yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.
Sementara itu penjamin emisi efek yakni ada 19 sekuritas terdiri dari PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Investindo Nusantara Sekuritas.
Lalu ada PT Lotus Andalan Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Panin Sekuritas Tbk, PT Philip Sekuritas Indonesia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, dan PT Sinarmas Sekuritas. Lainnya ada PT Sucor Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Valbury Sekuritas Indonesia, PT Victoria Sekuritas Indonesia, PT Wanteg Sekuritas, dan PT Yuanta Sekuritas Indonesia.
Selain itu, perseroan akan mengalokasikan sebesar 0,05% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak 14.027.500, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga Penawaran IPO.
Perseroan akan menerbitkan opsi saham untuk program MESOP (Management Employee Stock Option Program) sebanyak-banyaknya 4,91% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pelaksanaan IPO ini atau sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham.
Sebelumnya, pesanan saham BUKA yang naik disampaikan pula oleh Manajemen PT Ajaib Sekuritas Asia, salah satu platform investasi ritel di Indonesia.
Manajemen Ajaib mengungkapkan minat masyarakat terhadap saham BUKA sangat tinggi yang dibuktikan dengan puluhan ribu investor ritel memesan saham melalui aplikasi investasi Ajaib.
CEO Ajaib Anderson Sumarli mengatakan tingginya permintaan ini mencerminkan naiknya atensi masyarakat Indonesia terhadap investasi di pasar modal.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya investasi dan mereka ingin menjadi bagian dari bertumbuhnya industri digital di Indonesia.
"Minat masyarakat terhadap IPO BUKA sangat tinggi dibuktikan dengan puluhan ribu investor ritel melakukan pemesanan saham melalui aplikasi investasi Ajaib. Menurut kami, sebagai broker saham online pertama di Indonesia, jumlah yang luar biasa ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari pentingnya investasi," katanya kepada CNBC Indonesia.
[Gambas:Video CNBC]
Dokumen IPO Bocor ke Publik, Ini Buka-bukaan Bukalapak
(tas/tas)