10 Kabar Heboh Pasar, Salah Satunya Soal Penipuan Alfamart

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 August 2021 08:20
Ilustrasi Bursa.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sederet laporan kinerja emiten untuk periode yang berakhir pada Juni 2021 masih terus dilaporkan oleh emiten. Di samping itu juga terdapat rencana aksi korporasi emiten hingga adanya kabar miring yang menimpa perusahaan terbuka.

CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin, Senin (2/8/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan Selasa (3/8/2021) dibuka.

1. Patrick Walujo cs Resmi Pegang 4,9% Saham Bundamedik

Northstar Group, grup bisnis milik Patrick Sugito Walujo dan Glenn Sugita menjadi salah satu pemegang saham emiten kesehatan, PT Bundamedik Tbk (BMHS) sebesar 4,93%.

Kepemilikan ini dilakukan melalui perusahaan investasi Akasya Investments Limited (AIL) lewat konversi obligasi menjadi saham perusahaan.

"Akasya itu adalah holding/entitas yg digunakan Northstar untuk investasi di BMHS," kata Gene Richard, VP Business Development Bundamedik kepada CNBC Indonesia, Senin (2/8/2021).

2. Induk Bukalapak Emtek Cetak Laba Rp 265 M, Ini Pemicunya

Induk perusahaan media SCTV, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), membukukan laba bersih sebesar Rp 264,58 miliar pada semester pertama tahun 2021.

Emiten milik Eddy Sariaatmadja ini yang juga memiliki saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ini mampu membalikkan keadaan dari semula mengalami kerugian bersih yang mencapai Rp 210,44 miliar pada 6 bulan awal tahun 2020 lalu.

Perolehan laba perusahaan digenjot oleh pendapatan yang mengalami kenaikan 21,56% menjadi Rp 6,45 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,30 triliun.

3. Masuk Nikel, Kenapa Laba Harum kok Anjlok 53% di Semester I?

Emiten pertambangan batu bara milik taipan Kiki Barki yang melakukan penambangan di Kalimantan Timur, PT Harum Energy Tbk (HRUM), melaporkan pendapatan sebesar US$ 115,72 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (kurs Rp 14.500/US$) sepanjang paruh pertama tahun 2021.

Pendapatan ini tercatat naik 12,85% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 102,55 juta (Rp 1,49 triliun).

Meskipun pendapatan perusahaan naik, laba bersih HRUM malah tercatat menyusut setengahnya atau turun 52,77% dari semula mencapai US$ 21,93 juta (Rp 317,98 miliar) pada semester I-2020, kini terkoreksi menjadi US$ 10,35 juta (Rp 150,07 miliar).

4. Chandra Asri Gandeng Perusahaan Thailand Garap Proyek Rp 72 T

Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal berinvestasi senilai US$ 5 miliar (Rp 72,5 triliun, asumsi kurs Rp 14.500/US$) untuk pembangunan kompleks pabrik petrokimia CAP2. Pembangunan ini akan menggandeng partner barunya, Thai Oil Public Company Limited (Thaioil).

Direktur SDM dan Corporate Affairs Chandra Asri Suryandi mengatakan Thaioil akan masuk sebagai investor strategis perusahaan melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) yang dilakukan oleh perusahaan dan akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15% kepemilikan saham di Chandra Asri setelah right issue dan SCG Chemicals yang mempertahankan sekitar 30,57% dari kepemilikan saham di Chandra Asri, mencapai hingga US$ 1,3 miliar," kata Suryandi dalam media briefing virtual, Senin (2/8/2021).

5. Duh! Induk Grup Bakrie Masih Merugi di Semester I Rp 46 M

Emiten perdagangan umum, konstruksi dan manufaktur milik Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), mencatatkan kerugian sebesar Rp 46,46 miliar pada paruh pertama tahun 2021.

Kerugian bersih ini turun dari perolehan 6 bulan pertama tahun 2020 lalu, yang mana kerugian BNBR tercatat mencapai Rp 125,34 miliar.

Kerugian bersih yang diderita perusahaan salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan bersih perseroan menjadi Rp 1,04 triliun, menyusut 21,28% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,32 triliun.

6. Terseret Dugaan Penipuan Waralaba, Ada Apa dengan Alfamart?

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola jaringan ritel Alfamart, akhirnya buka suara atas kabar di publik yang sempat heboh terkait dengan dugaan penipuan yang dilakukan oleh dua direktur Alfamart.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan melalui laman keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur dan Sekretaris Perusahaan AMRT Tomin Widian membantah isu tersebut dan mengatakan bahwa sampai saat ini, perseroan belum menerima panggilan dari pihak yang berwenang.

Perusahaan menjelaskan bahwa persoalan ini bermula pada September 2013, ketika Alfamart dan CV Andalus Makmur Indonesia yang diwakili Ihlen Yeremia Manurung menandatangani perjanjian waralaba.

7. Gegara Ini, INDY Cetak Laba Rp 174 M di Semester I dari Rugi

Emiten Holding Grup Indika, PT Indika Energy Tbk (INDY) membalikkan kinerja rugi bersih yang dialami di semester I-2020 menjadi laba bersih di semester I-2021 seiring dengan pemulihan harga komoditas, terutama batu bara.

Indika Energy mencatatkan laba bersih US$ 12,01 juta atau setara dengan Rp 174 miliar (kurs Rp 14.500/US$) di 6 bulan pertama tahun ini, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih US$ 21,92 juta atau Rp 318 miliar.

Dengan demikian laba per saham menjadi US$ 0,0023 dari sebelumnya rugi per saham US$ 0,0042.

8. Membaik! Rugi Hanggar Pesawat Garuda GMFI di Q1 Berkurang 72%

Perusahaan Maintenance, Repair, and Operation (MRO) pelat merah PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) mencatatkan kerugian bersih sebesar US$ 8,70 juta atau setara dengan Rp 126,15 miliar (kurs Rp 14.500/US$) pada kuartal pertama tahun ini.

Catatan kerugian tersebut turun 72,19% atau mengalami perbaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mana rugi yang diperoleh perusahaan mencapai US$ 31,28 juta (Rp 453,56 miliar.

Penurunan kerugian anak usaha hanggar pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ini salah satunya diakibatkan oleh hasil pengendalian beban usaha, yang terpangkas lebih dari setengahnya menjadi US$ 67,69 juta (Rp 981,50 miliar) dari semula sebesar US$ 139,68 juta (Rp 2,02 triliun).

9. Omzet Naik Tipis, SMGR Cetak Laba Semester Rp 794 M

Emiten pelat merah yang bergerak di industri semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 29,7% pada semester pertama tahun 2021. Laba bersih perseroan naik menjadi Rp 794,12 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 612,46 miliar.

Kenaikan laba bersih yang cukup signifikan didapatkan dari pendapatan perseroan yang ternyata hanya tumbuh tipis, dari semula Rp 16,02 triliun pada enam bulan awal tahun lalu kini bertambah 1,2% menjadi Rp 16,21 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Meskipun mengalami penurunan, pendapatan terbesar masih diperoleh dari penjualan semen sebesar Rp 12,93 triliun atau nyaris mencapai 80% total pendapatan.

10. Masih Rugi di Kuartal I, Garuda Cetak Pendapatan Rp 5,12 T

Maskapai BUMN penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan rugi bersih US$ 384,35 juta atau setara dengan Rp 5,57 triliun (kurs Rp 14.500/US$) di kuartal I-2021 (Maret 2021), naik dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi bersih US$ 120,16 juta atau setara Rp 1,74 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, dikutip Senin (2/7), rugi bersih GIAA terjadi di tengah penurunan pendapatan. Perusahaan mencatatkan pendapatan total mencapai US$ 353,07 juta atau setara Rp 5,12 triliun, turun 54% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 768,12 juta.

Secara rinci, pendapatan penerbangan berjadwal turun menjadi US$ 278,22 juta dari sebelumnya US$ 654,53 juta.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baca 8 Informasi Penting Ini, Biar Bisa Cuan Maksimal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular