
PPKM & Tapering Masih Bayangi Langkah Rupiah di Agustus

Sebelum pekan terakhir Juli, spekulasi The Fed akan melalukan tapering masih cukup kuat. Tetapi, kini spekulasi tersebut meredup, khususnya setelah rilis data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS yang lebih rendah dari prediksi.
Departemen Perdagangan AS melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.
Namun, pada hari Jumat, inflasi berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) di bulan Juni dilaporkan melesat 3,5% (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4% YoY, tetapi di bawah hasil polling Reuters sebesar 3,7%.
Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun Juli 1991.
Inflasi PCE yang merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, rilis yang lebih rendah dari ekspektasi, plus PDB yang juga lebih rendah dari prediksi membuat spekulasi tapering tidak akan dilakukan di tahun ini semakin menguat.
Kepala ekonom Bank of America, Michelle Meyer memprediksi The Fed akan mengumumkan rencana tapering di akhir tahun ini, tetapi tidak menutup kemungkinan di bulan September. Dan tapering resmi dimulai di awal tahun depan.
"Saya pikir The Fed masih mungkin mengumumkan rencana tapering di bulan September, tergantung dari data tenaga kerja. Jika sangat kuat, maka saya pikir Powell akan memberikan lebih banyak detail pada bulan September," kata Meyer.
Selain tapering, pelaku pasar juga melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga pada tahun depan cukup tinggi, meski masih belum mampu menjadi suara mayoritas.
![]() Foto: Refinitiv |
Berdasarkan data dari FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat ada peluang sebesar 38,4% suku bunga akan dinaikkan 25 basis poin pada Desember 2022, sementara probabilitas suku bunga tetap dipertahankan sebesar masih lebih tinggi sebesar 48,6%.
Artinya, pasar saat ini melihat kemungkinan The Fed belum akan menaikkan suku bunga pada tahun depan.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ada Peluang Rupiah ke Rp 14.350/US$
(pap/pap)