
Emas Melonjak, Tambang Emas Peter Sondakh Keruk Cuan Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan emas milik Peter Sondakh, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) resmi merilis laporan keuangan periode semester pertama tahun 2021 pada hari ini.
Saham pertambangan emas yang baru saja melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada 28 Juni ini berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 32,58 juta atau setara dengan Rp 470,75 miliar (asumsi kurs Rp 14.450/US$) pada semester I-2021, naik 24% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 26,29 juta atau Rp 379,96 miliar.
Peningkatan laba bersih perseroan didorong oleh harga rata-rata penjualan emas yang lebih tinggi sebesar 9% dan penurunan biaya penambangan sebesar 16% dari US$ 3,35 per ton menjadi US$ 2,83 per ton.
Kenaikan laba bersih Archi juga didorong oleh peningkatan EBITDA perseroan, yakni meningkat 5% menjadi US$ 75,5 juta atau Rp 1,09 triliun jika dibandingkan pada semester pertama tahun 2020.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan konsolidasian sebesar US$ 142,36 juta atau Rp 2,06 triliun pada semester I-2021, meningkat 9,4% dari periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 130.08 juta atau Rp 1,88 triliun.
Peningkatan pendapatan perseroan didukung oleh meningkatnya harga rata-rata penjualan emas pada semester I-2021 menjadi US$ 1.802 per ons dibandingkan dengan semester I tahun 2020 sebesar US$ 1.656 per ons.
"Kinerja keuangan Archi pada semester pertama tahun 2021 diuntungkan dari harga emas yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kami berharap keadaan akan jauh lebih baik pada tahun 2022 seiring dengan ekspansi pabrik pengolahan kami yang telah mencapai efisiensi penuh dan akan berdampak secara langsung terhadap kenaikan produksi emas." kata Presiden Direktur Archi, Kenneth Ronald Kennedy Crichton dalam siaran pers-nya, dikutip CNBC Indonesia Senin (2/8/2021).
Saat ini, Archi tengah fokus untuk meningkatkan aktivitas eksplorasi pada Tambang Emas Toka Tindung, yang dioperasikan oleh Entitas Anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Archi, yakni PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN).
Peningkatan aktivitas eksplorasi dilakukan di Koridor Timur dan Koridor Barat yang bertujuan untuk mempercepat penemuan Sumber Daya Mineral dan Cadangan Bijih yang baru dengan harapan dapat mencerminkan pertumbuhan sebesar 5% - 10% dari jumlah produksi emas pada tahun lalu.
Program eksplorasi yang sedang berjalan di lokasi cadangan emas Bima di Koridor Barat, yang berlokasi sekitar 15 km arah barat dari Pit Toka dan yang memiliki kadar emas tinggi, memperlihatkan hasil yang menjanjikan.
Dengan produksi emas yang telah tercatat sebesar 81,6 kilo ons pada semester pertama tahun ini, Perseroan berharap untuk mencapai produksi emas antara 138 kilo ons - 148 kilo ons pada semester kedua tahun 2021.
Sebagai informasi, produksi emas pada semester kedua tahun 2020 adalah sebesar 120 kilo ons, sehingga total produksi emas untuk tahun penuh 2021 menjadi 220 kilo ons - 230 kilo ons.
"Tim eksplorasi kami telah membuat kemajuan yang luar biasa di Koridor Timur dan Koridor Barat, dan kami mengantisipasi keberhasilan yang lebih jauh bedasarkan hasil awal menjanjikan yang telah kami terima. Kami juga senang dengan tingginya kadar bijih emas yang ditemukan dari hasil pengeboran di lokasi cadangan emas Bima di Koridor Barat, yang nantinya akan memberikan tambahan potensi cadangan emas baru bagi Archi di masa mendatang," lanjut Kenneth dalam siaran pers-nya.
Perseroan berharap untuk dapat membiayai kebutuhan belanja modal seluruhnya dari kas masuk hasil aktivitas operasi.
Per 30 Juni 2021, posisi kas bersih, diluar kas yang dibatasi penggunaannya sebesar US$ 16,1 juta atau Rp 232,65 miliar, lebih rendah dari periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 sebesar US$ 40,2 juta atau Rp 580,89 miliar.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan arus kas keluar yang signifikan untuk aktivitas investasi, terutamanya untuk penambahan aset tetap dan properti pertambangan.
Dari laporan neraca perseroan, total aset Archi pada periode tengah tahun 2021 naik 18,9% menjadi US$ 713,7 juta atau Rp 10,31 triliun, dari sebelumnya pada posisi akhir tahun 2020 sebesar US$ 600,24 juta atau Rp 8,67 triliun.
Sementara dari liabilitas perseroan pada semester I tahun 2021 naik 3,7% menjadi US$ 524,25 juta atau Rp 7,58 triliun, dari sebelumnya pada periode yang berakhir 31 Desember 2020 sebesar US$ 505,89 juta atau Rp 7,31 triliun.
Adapun dari equitas perseroan pada semester I-2021 juga naik sekitar 100% menjadi US$ 189,25 juta atau Rp 2,73 triliun, dari sebelumnya pada periode akhir tahun 2020 sebesar US$ 94,34 juta atau Rp 1,36 triliun.
Pada awal Juli 2021, perseroan telah membayarkan sebagian utang bank jangka panjang yang masih akan jatuh tempo pada tahun 2025, sebesar US$ 59,3 juta atau Rp 856,89 miliar dari dana hasil IPO.
Pembayaran sebagian utang bank jangka panjang ini menyebabkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) Archi saat ini adalah sebesar 1,7 kali, menurun signifikan dari 4,1 kali pada 31 Desember 2020.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Emiten Emas Peter Sondakh Naik, Bos Rajawali Beli Saham!
