
'Perang' IPO Emiten AS-China Belum Kelar, Begini Update-nya!

Sejak 2019, persoalan IPO perusahaan China di Bursa AS menjadi perhatian pemerintah Negeri Paman Sam sejak era Donald Trump.
Pada Oktober 2019, kala itu pemerintahan Presiden AS Donald Trump diketahui sedang mempertimbangkan untuk membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua jenis investasi, ujar sumber anonim, dilansir CNBC International.
Selain itu, laporan yang sama menyebutkan pembatasan investasi juga meliputi menghapus pencatatan saham (delisting) perusahaan China di pasar saham AS dan membatas penggunaan dana pensiun pemerintah di pasar keuangan Negeri Tiongkok.
Informasi yang sama juga diberitakan Reuters, di mana salah seorang sumber mengatakan cengkeraman investasi China terutama di perusahaan teknologi, dinilai berisiko menimbulkan gangguan keamanan.
"Ini adalah salah satu prioritas utama pemerintah. Perusahaan-perusahaan China tidak patuh terhadap aturan yang ditetapkan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) sehingga menimbulkan risiko bagi investor," ucap salah seorang sumber.
Meski demikian AS membantah hal ini.
"Pemerintah tidak sedang mempertimbangkan pemblokiran perusahaan-perusahaan China dari pencatatan saham di bursa saham AS saat ini," tulis Bloomberg mengutip Juru Bicara Departemen Keuangan AS kala itu, Monica Crowley, dikutip dari CNBC International.
Dalam sebuah artikel berjudul "Chinese Companies Listed on Major U.S. Stock Exchanges" di situs USCC (US China Economic and Security Review Commission) atau Komisi Perdagangan AS-China, disebutkan data soal emiten China di AS.
Data tersebut menyebutkan bahwa perusahaan China tercatat di tiga bursa di Wall Street yakni bursa NYSE American atau American Stock Exchange (AMEX), New York Stock Exchange (NYSE), dan Bursa Nasdaq. Dua bursa yakni NYSE American dan NYSE dimiliki oleh Intercontinental Exchange.
Data yang dirangkum per 25 Februari 2019, terdapat 156 perusahaan asal China yang terdaftar di tiga bursa AS ini dengan total kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) US$ 1,2 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
