
Ramai-ramai 86 Emiten Cari Dana di BEI Rp 54 T, Melonjak 211%

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai saat ini terdapat 86 emiten yang sedang dalam proses penawaran umum dengan nilai nominal yang dihimpun secara keseluruhan mencapai Rp 54,2 triliun.
Penawaran umum termasuk lewat penerbitan obligasi dan sukuk, saham perdana (initial public offering/IPO), hingga penawaran umum terbatas lewat penerbitan saham baru (rights issue).
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Anto Prabowo menyampaikan, penghimpunan dana di pasar modal hingga 27 Juli 2021 telah mencapai nilai Rp 116,6 triliun.
"Jumlah tersebut meningkat 211 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan 27 emiten baru yang melakukan IPO," kata Anto, dalam keterangan resmi, Kamis (29/7/2021).
Anto melanjutkan, pasar keuangan domestik masih terjaga stabil. Data perdagangan mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 23 Juli 2021 tercatat menguat ke level 6,102 atau tumbuh 1,9% mtd (month on month) dengan aliran dana nonresiden tercatat masuk sebesar Rp 2,02 triliun.
Pasar surat berharga negara (SBN) juga terpantau menguat dengan rerata yield (imbal hasil) SBN turun 13,5 bps di seluruh tenor. Namun, investor nonresiden tercatat net sell sebesar Rp 11,73 triliun.
OJK mencatat, pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut terutama di negara ekonomi utama dunia seiring dengan laju vaksinasi dan mobilitas yang mulai kembali ke level prapandemi.
Selain itu, kebijakan moneter negara utama dunia diperkirakan masih akomodatif sehingga mampu menurunkan risiko likuditas di pasar keuangan global.
Sebelumnya, berdasarkan data pipeline OJK sampai dengan 8 Juni 2021, ada sebanyak 80 penawaran umum yang akan dilakukan perusahaan dengan nilai emisi sebesar Rp 78,72 triliun.
"Di pipeline, ada 80 penawaran umum dengan nilai Rp 78,72 triliun. Ini potensi besar untuk mendukung pemulihan ekonomi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Selasa (14/6/2021) dalam pemaparannya di Komisi XI DPR.
Wimboh memerinci, jumlah itu terdiri dari 40 IPO saham dengan nilai indikatif Rp 8,55 triliun, 13 rights issue Rp 12,07 triliun.
Selanjutnya, 4 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan atau Sukuk (EBUS) senilai Rp 7 triliun. Lalu 21 PUB (penawaran umum berkelanjutan) EBUS Tahap pertama Rp 49,80 triliun dan 2 PUB EBUS Tahap kedua Rp 0,80 triliun (atau Rp 800 miliar).
Dilihat dari sektornya, nilai penawaran umum terbesar masih didominasi oleh sektor keuangan sebesar 48,6%, selanjutnya infrastruktur 16,3%, industri dasar 21,2%, sektor kesehatan 2,4%, properti dan real estate 3,9%, sektor teknologi 1,5% dan lainnya.
Adapun, tujuan penggunaan dana sebesar 39,14% digunakan untuk modal kerja, 18,49% untuk pembayaran utang, ekspansi 17,67%, akuisisi 1,25%, penyertaan modal 3,13% dan lain-lain sebesar 19,71%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Terbitkan Aturan Penerbitan Utang dan Sukuk Hijau