Roundup

Saham Bukalapak Mulai Dijual, Cek 10 Kabar Pasar Saham RI!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 July 2021 08:30
Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky. (dok. Bukalapak)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) paling ditunggu oleh pelaku pasar sudah mulai dilakukan. Saham perusahaan unicorn teknologi, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akhirnya bisa dipesan oleh publik mulai pekan ini, Selasa kemarin (26/7) sampai Jumat (30/7).

Selain kabar tersebut, juga terdapat sejumlah kabar emiten lainnya, mulai dari kinerja hingga rencana bisnis emiten.

CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan Selasa (27/7/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan awal pekan, Rabu (28/7/2021) dibuka.

1. Resmi! Harga IPO Bukalapak Rp 850, Mulai Dijual Hari Ini

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akhirnya resmi mengantongi pernyataan efektif penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juli 2021 dengan menetapkan harga perdana di batas atas yakni Rp 850/saham.

Perseroan akan menawarkan sebanyak 25.765.504.800 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, dengan nilai nominal Rp 50, yang mewakili sebanyak 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Berdasarkan prospektus terbarunya dirilis Selasa ini (27/7), saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 850 untuk setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS).

2. Selama PPKM Darurat, Lalu Lintas Tol Jasa Marga Anjlok 40%

Kebijakan pemerintah mengurangi mobilitas selama PPKM Darurat di Jawa-Bali pada periode 3-20 Juli turut berimbas pada penurunan lalu lintas jalan tol yang dikelola PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Perseroan mencatatkan penurunan lalu lintas jalan tol sebesar 40% selama periode tersebut, terutama di empat gerbang tol utama.

"Selama PPKM Darurat diberlakukan selama delapan belas hari, Jasa Marga mencatat penurunan volume kendaraan yang melintas di ruas jalan tol Jasa Marga Group jika dibandingkan dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) normal," kata Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, kepada awak media, Selasa (27/7/2021).

3. Pengumuman! RHB Asset Management Indonesia Resmi Dijual

Anak perusahaan RHB Investment Bank Bhd asal Malaysia, PT RHB Sekuritas Indonesia, melepaskan bisnis manajemen investasinya (asset management) kepada Allianz Global Investors Asia Pacific Ltd (Allianz GI) dan PT Asuransi Allianz Life Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Selasa ini (27/7), dikutip Theedgemarkets dan The Star Malaysia, RHB Banking Group mengatakan RHB Sekuritas Indonesia akan menjual 98,62% saham dan 1% saham di RHB Asset Management Indonesia (RHBAMI) masing-masing kepada Allianz GI dan Allianz Life Indonesia.

Hanya saja, manajemen tidak mengungkapkan harga transaksi tersebut. Dengan demikian, RHB hanya memiliki bisnis sekuritas di Indonesia setelah penjualan perusahaan manajer investasi (MI) ini.

4. Melesat 14,4%, Bank bjb Raih Laba Rp 924 M di Kuartal II-2021

Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia, bank bjb masih dapat mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini salah satunya tercermin dari raihan laba bersih bank bjb di kuartal II-2021 yang mampu tumbuh 14,4% menjadi sebesar Rp 924 miliar.

Pertumbuhan tersebut juga diikuti oleh peningkatan nilai aset perseroan yang tumbuh sebesar 20,0% year on year (YoY) atau mencapai Rp 150,4 triliun. Sektor kredit yang merupakan ujung tombak utama perseroan dalam mendongkrak pendapatan mampu tumbuh secara nett sebesar 6,7% year on year menjadi Rp 91,6 triliun.

Kualitas kredit yang disalurkan pun terjaga dengan baik dengan tingkat NPL alias kredit macet hanya sebesar 1,34%, terpaut cukup jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional pada posisi Mei 2021 yang mencapai 3,35%.

5. Resmi Listing di Bursa, Saham Trimegah Karya Naik 10%

Perusahaan yang bergerak di bisnis voucher belanja, PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/7/2021). Perseroan menjadi emiten ke-27 di tahun dan dicatatkan di papan akselerasi.

UVCR melepas sebanyak 500 juta saham atau 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran umum Rp 100 per saham.

Melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini UVCR berhasil meraih pendanaan sebesar Rp 50 miliar.

NEXT: Ada Kabar SIDO dan Bank Salim

6. Konsumsi 'Jamu' Meningkat Selama Pandemi, Laba SIDO Naik 21%

Emiten farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan laba bersih senilai Rp 502 miliar sepanjang periode semester pertama tahun ini.

Jumlah tersebut tercatat naik sebesar 21,31% dari periode sama di tahun sebelumnya Rp 413,79 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut berimbas pada kenaikan laba per saham dasar perseroan menjadi Rp 16,86 per saham dari sebelumnya Rp 13,90 per saham.

Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, selama 6 bulan pertama tahun ini, SIDO membukukan kenaikan penjualan sebesar 13,36% menjadi Rp 1,65 triliun dari periode sama di tahun sebelumnya Rp 1,46 triliun.

7. BUMI Proyeksikan Produksi Batu Bara 41 Juta Ton di Semester I

Produksi batu bara RI sampai dengan Semester I-2021 sebesar 297,94 juta ton, atau 47,67% dari target tahun ini 625 juta ton. Adapun di setiap bulannya produksi batu bara secara nasional masih fluktuatif.

Salah satu produsen batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengatakan cuaca menjadi salah satu tantangan produksi yang dialami perusahaan. Hingga semester I-2021 produksi batu bara BUMI diperkirakan mencapai 41 juta ton, dan sebanyak 85-89 juta ton hingga akhir tahun.

"Tantangan yang kami dihadapi adalah hujan lebat yang terus berlanjut, dan produksi yang hampir normal sejauh ini selama pandemi," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava, kepada CNBC Indonesia, Selasa (27/7/2021).

8. Bank Milik Salim & 16 Emiten Masuk Pemantauan Khusus BEI

Sebanyak tiga emiten masuk dalam pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia bersama 14 perusahaan lainnya. Ketiganya antara lain, bank yang terafiliasi dengan Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga PT Tridomain Performance Material Tbk (TDPM).

Ketiga perusahaan tersebut masuk dalam daftar efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus yang berlaku efektif mulai Selasa, 27 Juli 2021.

Bank Ina misalnya, masuk dalam kriteria nomor 10, atau dihentikan sementara perdagangan sahamnya oleh otoritas bursa lebih dari satu hari yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

9. BUMN Ini Garap Bandara Hang Nadim Batam, Bisa Cuan Rp 523 M

Perusahaan konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bakal melaksanakan kegiatan manajemen infrastruktur bandara dan penunjangnya untuk Bandara Internasional Hang Nadim Batam, provinsi Kepulauan Riau.

Hal ini dilakukan setelah mendapatkan penunjukan dari panitia pengadaan proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk bandara tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, masuknya perusahaan pada infrastruktur bandara ini setelah terbentuknya konsorsium antara Wika bersama dengan PT Angkasa Pura 1 (Persero) dan Incheon International Airport Corporation, asal Korea Selatan.

10. Kebut Bayar Utang, Intiland Jual Sukuk Ijarah Rp 750 M

Emiten yang bergerak dalam bidang pembangunan dan penyewaan gedung perkantoran, PT Intiland Development Tbk (DILD), mengumumkan akan melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Intiland Development dengan target dana sebesar Rp 750 miliar.

Adapun pada tahap I tahun 2021, perusahaan menargetkan memperoleh dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp 250 miliar.

Berdasarkan prospektus yang terbit di media massa, sukuk ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti kepemilikan efek syariah untuk kepentingan pemegang sukuk ijarah.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Bukalapak (BUKA) Tutup Lapak Jualan Online

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular