Punya Dolar Singapura? Ini Prediksi Harga di Akhir Tahun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 July 2021 12:08
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura mulai merangkak naik melawan rupiah di pekan ini. Senin kemarin (26/7), menguat tipis 0,06% dan masih berlanjut pada perdagangan Selasa (27/7/2021).

Meski penguatannya masih tipis-tipis, mata Uang Negeri Merlion ini diprediksi akan terus menguat hingga akhir tahun nanti.

Pada pukul 10:27 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.661,71, dolar Singapura menguat tipis 0,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Di akhir kuartal III-2021, kurs dolar Singapura diprediksi akan menguat ke Rp 10.827/SG$, berdasarkan median polling underlying Reuters. Di akhir tahun, diperkirakan sedikit lebih tinggi lagi di Rp 10.852/SG$. Dari level saat ini hingga ke prediksi akhir tahun tersebut, prediksi penguatan dolar Singapura sebesar 1,8%. 

Tidak hanya melawan rupiah, dolar Singapura juga diramal akan menguat melawan dolar AS. Median polling Reuters menunjukkan dolar Singapura akan diprediksi menguat ke SG$ 1,3300/US$ di akhir kuartal III-2021 dari level saat ini SG$ 1,3581/US$. Sementara di akhir tahun berada di SG$ 1,3200/US$, atau menguat 2,8% dari level saat ini. 

Bank of America Merrill Lynch dan Citigroup bahkan lebih bullish lagi, keduanya memprediksi dolar Singapura berada di SG$ 1,3100/US$ dan SG$ 1.3000/US$.

Dolar Singapura memang diperkirakan akan menjadi mata uang yang unggul di Asia Tenggara, sebab vaksinasi virus corona yang dilakukan dengan cepat, serta inflasi yang tinggi. Selain itu, dolar Singapura juga dikatakan mendapat keuntungan sebab dianggap sebagai aset yang lebih aman ketimbang mata uang emerging market.

Berdasarkan data Our World in Data, hingga saat ini sebanyak 52% warga Singapura sudah divaksinasi penuh, jauh dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

"Dolar Singapura akan mendapat keuntungan karena dianggap safe haven ketimbang mata uang emerging market. Program vaksinasi yang efisien di Singapura seharusnya membuat perekonomiannya berputar lebih kencang," kata Eugenia Fabon Victorino kepala strategi Asia di Skandinaviska Enskilda Banken Singapura, sebagaimana dilansir The Straits Times, Senin (19/7/2021).

Sementara itu dari sisi inflasi yang tinggi, Otoritas Moneter Singapura (MAS) kemungkinan akan mengetatkan kebijakan moneternya. Hal tersebut dilakukan guna meredam tingkat inflasi. Maklum saja, inflasi yang tinggi dapat memukul daya beli masyarakat, dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Pengetatan moneter tersebut tentunya akan berdampak pada penguatan dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular