Sentimen Pasar Pekan Depan

PPKM Level 4 Diperpanjang, IHSG Bakal Tumbang atau Terbang?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 July 2021 20:58
Pernyataan Presiden Jokowi tentang Perkembangan Terkini PPKM Darurat, Istana Merdeka, 25 Juli 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Pernyataan Presiden Jokowi tentang Perkembangan Terkini PPKM Darurat, Istana Merdeka, 25 Juli 2021. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen pelaku pasar yang membaik membuat indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan lima pekan beruntun. Dari pasar obligasi, mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami penguatan. Rupiah juga mampu mencatat kinerja impresif. Sementara di pekan ini, jalan terjal dihadapi oleh aset-aset dalam negeri, banyak ketidakpastian yang menanti.

Melansir data Refinitiv, IHSG mampu mencatat penguatan 0,48% ke 6.101,69. Sebelumnya, IHSG bahkan menyentuh level 6.166,305, yang merupakan level tertinggi sejak 30 Maret lalu. Dalam 5 pekan terakhir, total penguatan IHSG sebesar 1,57%, tidak besar memang, tetapi cukup bagus mengingat mencatat penguatan beruntun.

Dari pasar obligasi, hanya yield SBN tenor 15 dan 25 tahun yang tidak mengalami penurunan. Yang lainnya, mengalami penurunan cukup signifikan.

idr

Untuk diketahui pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Ketika yield turun harganya naik, begitu juga sebaliknya.

Artinya mayoritas SBN mengalami penguatan, dan obligasi Indonesia masih menarik bagi investor asing. Lelang obligasi juga masih menarik minat investor, terlihat dari penawaran yang masuk mencapai Rp 95,6 trilun, dan yang dimenangkan sebesar Rp 34 triliun, lebih tinggi dari target indikatif Rp 33 triliun.

Sementara itu rupiah menguat tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.490/US$. Tidak hanya dolar AS, melawan mata uang Asia dan Eropa rupiah berjaya.

Rupiah hanya melemah melawan rupee India dan peso Filipina di Asia pekan ini. Mata uang lainnya berhasil ditaklukkan, won Korea Selatan menjadi yang terburuk dibuat melemah 0,87% ke Rp 12,57/KRW.

Sementara itu dari daratan Eropa, rupiah benar-benar berjaya. Euro, poundsterling Inggris, franc Swiss hingga krona Norwegia semua dibuat melemah.

Berikut pergerakan mata uang dunia melawan rupiah di pekan ini.

idr

Selain sentimen pelaku pasar yang membaik, Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga juga memberikan dampak positif. Dengan suku bunga dipertahankan, maka yield obligasi akan tetap relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju, sehingga daya tarik SBN terjaga. Ketika aliran modal masuk ke dalam negeri, maka rupiah jadi bertenaga.

Pada Kamis (22/7/2021), Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga bertahan masing-masing 2,75% dan 4,25%.

Kali terakhir BI menurunkan suku bunga acuan adalah pada Februari 2021. Selepas itu, suku bunga selalu ditahan dengan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi alasan utama.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan karena ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari dampak Covid-19," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG.

Stabilitas rupiah memberikan kenyamanan bagi investor asing dalam berinvestasi di dalam negeri, termasuk di pasar saham. Sebab, stabilitas rupiah akan meminimalisir risiko kerugian kurs.

Selain itu penguatan aset-aset di dalam negeri juga ditopang harapan di balik keputusan Presiden terkait PPKM Level 4.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> PPKM Level 4 Diperpanjang, The Fed Juga Jadi Perhatian

Dalam keterangan pers dari Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/7/2021), Jokowi memutuskan melanjutkan PPKM Level 4.

"Saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021," kata Jokowi.

Meski demikian, pelonggaran dilakukan di beberapa sektor. Pasar rakyat yang menjual sembako diperbolehkan bukan normal, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu usaha kecil juga kembali boleh dibuka hingga pukul 21:00, dan warung makan atau sejenisnya diizinkan buka hingga pukul 20:00 WIB, dan boleh makan ditempat dengan protokol kesehatan yang ketat, dan maksimal 20 menit setiap pengunjung.

Dalam keterangan pers setelah penjelasan Presiden, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan mal dan pusat perdagangan bisa buka hingga pukul 17:00 dengan kapasitas 25%.

Beberapa pelonggaran tersebut bisa menjadi sentimen positif, tetapi tentunya bagaimana perkembangan kasus Covid-19 akan kembali menjadi perhatian. Jika belum menunjukkan tren penurunan lagi, maka ada risiko PPKM Level 4 akan diperpanjang lagi.

Pada hari ini, kasus Covid-19 dilaporkan sebanyak 38.679 orang, turun jauh dari kemarin 45.416 orang.

idrFoto: Datawrapper

Kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan dan dampaknya sudah mulai terlihat di pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Data klaim tunjangan pengangguran yang dirilis pekan lalu dilaporkan sebanyak 419.000, jauh lebih tinggi dari hasil polling Reuters terhadap para ekonom yang memperkirakan sebanyak 350.000 klaim. Selain itu, rilis tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Mei lalu.

"Data tersebut menunjukkan bukti adanya pelambatan ekonomi," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (22/7/2021).

"Rilis data tersebut selalu lebih tinggi dari perkiraan, menunjukkan pasar tenaga kerja AS kehilangan momentum. Hal tersebut dapat membuat The Fed (bank sentral AS) memundurkan lagi rencana pengetatan moneter, dan yield obligasi akan menurun," tambahnya.

Dalam pengumuman kebijakan moneter Juni lalu, The Fed memberikan proyeksi terbaru suku bunga akan naik di tahun 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan di tahun depan. Lebih cepat dari sebelumnya yang memproyeksikan kenaikan suku bunga di tahun 2024.

Meski demikian, dengan kondisi perekonomian saat ini, mulai muncul keraguan The Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan.

The Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada pekan depan, yang akan menjadi perhatian pelaku pasar. Pengumuman kebijakan moneter dilakukan pada Kamis (29/7/2021) dini hari waktu Indonesia.

Bagaimana pandangan terbaru The Fed terhadap kondisi ekonomi di tengah lonjakan kasus Covid-19, serta apakah masih ada peluang tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dilakukan di tahun ini akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Selain itu, ada data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2021 yang akan dirilis pada Kamis malam. Bagaimana kinerja perekonomian Paman Sam di kuartal kedua, akan terlihat dari rilis data tersebut. Hasil polling Reuters memperkirakan produk domestik bruto (PDB) AS akan tumbuh 8,6% lebih tinggi dari kuartal I-2021 sebesar 6,4%.

Pengumuman The Fed dan rilis pertumbuhan ekonomi AS tentunya membuat pelaku pasar lebih berhati-hati di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular