Sepekan Ada Saham yang Untung 67% & Buntung 24%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 July 2021 17:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Sementara itu dari deretan top losers pekan ini, saham yang tergabung dalam top losers mayoritas merupakan saham sektor media, teknologi, jasa investasi, dan konstruksi.

Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan ini.

Saham emiten nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) memimpin top losers pada pekan ini, di mana saham NICL ambles 24,32% ke level Rp 224/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 296/unit.

Saham NICL juga merupakans saham yang baru melantai bursa belum lama ini, yakni pada 9 Juli lalu. Padahal pada pekan lalu, saham NICL sempat melesat hingga lebih dari 100% dan juga sempat menjadi top gainers harian.

Informasi saja, NICL tercatat di papan pengembangan setelah melepas sebanyak 2 miliar saham baru atau setara 20,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga IPORp 100 per saham, sehingga mengantongi Rp 200 miliar.

Dana hasil IPO, sekitar Rp 72 miliar akan dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak perusahaan PT Indrabakti Mustika (IBM), yakni sebesar 30% untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.

Blok kerja tersebut, antara lain blok yang diberi nama mirip dengan sejumlah public figure ternama seperti BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan IUP atas nama perseroan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. PAM Mineral memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

Di posisi kedua dari deretan top losers, terdapat saham emiten jasa konstruksi swasta, yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) yang ambruk 22,31% ke level Rp 1.445/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 1.860/unit.

Belum diketahui apa alasan yang membuat saham PTDU ambruk hingga 22%. Namun pada awal bulan ini atau sekitar tiga pekan lalu, saham PTDU juga sempat masuk ke daftar top losers sepekan. Namun saham PTDU saat itu menempati posisi ke-5.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular