Sepekan Ada Saham yang Untung 67% & Buntung 24%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 July 2021 17:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini masih berkinerja positif alias masih mampu menguat. Namun, penguatan IHSG pada pekan ini mulai terpangkas dari penguatan pekan sebelumnya.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut menguat 0,48% secara point-to-point pada pekan ini. Hanya pada perdagangan awal pekan dan akhir pekan ini yang ditutup di zona merah.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 54,9 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 2 triliun sepanjang pekan ini.

Di tengah masih positifnya IHSG pekan ini, beberapa saham berhasil mencetak reli terbesar (top gainers) dan membukukan pelemahan terbesar (top losers).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), enam saham yang mencetak reli terbesar (top gainers) pekan ini terutama bergerak di sektor manufaktur, media, teknologi, dan komponen otomotif

Berikut daftar saham yang menjadi top gainers pada pekan ini.

Saham emiten jasa karoseri dump truck yang belum lama ini melantai di bursa, yakni PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) memimpin top gainers pada pekan ini, di mana saham HOPE meroket hingga 66,95% ke level harga Rp 197/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 118/unit.

Saham HOPE resmi melantai (listed) di bursa pada 24 Mei lalu. Harapan Duta Pertiwi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembangunan badan di atas kerangka khusus dump truk atau jasa karoseri dump truk.

Umumnya, saham yang baru melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) masih banyak diburu oleh investor setidaknya sekitar 2 bulan setelah sahamnya terdaftar di bursa.

Berikutnya di posisi ketiga diduduki oleh saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) yang terbang hingga 58,29% ke level Rp 1.385/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 875/unit.

Sebelumnya pada Senin (19/7/2021) awal pekan ini, emiten teknologi penyedia perangkat lunak dan perangkat keras ini mengumumkan untuk berencana melakukan penambahan modal melalui skema penawaran umum terbatas (PUT) I dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Berdasarkan prospektusnya, Kioson berencana untuk mengeluarkan saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 365,79 juta saham baru yang disertai dengan penerbitan waran Seri II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 248,73 juta Waran Seri II, dilansir keterbukaan informasi.

Jumlah tersebut (365,79 juta saham baru) setara dengan 51% dari modal disetor KIOS sebelum rights issue. Pada akhir Juni 2021 jumlah saham Kioson mencapai 717,24 juta saham.

HMETD yang diterbitkan dalam PUT I akan memberikan hak kepada para pemegang saham KIOS untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Dalam hal pemegang saham tidak melaksanakan HMETD miliknya, maka persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 33,77%," ungkap Corporate Secretary Kioson melalui keterangan tertulis yang terbit di keterbukaan informasi (16/7).

Rencana terkait aksi korporasi ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 12 bulan setelah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada 24 Agustus mendatang.

Sementara itu dari deretan top losers pekan ini, saham yang tergabung dalam top losers mayoritas merupakan saham sektor media, teknologi, jasa investasi, dan konstruksi.

Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan ini.

Saham emiten nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) memimpin top losers pada pekan ini, di mana saham NICL ambles 24,32% ke level Rp 224/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 296/unit.

Saham NICL juga merupakans saham yang baru melantai bursa belum lama ini, yakni pada 9 Juli lalu. Padahal pada pekan lalu, saham NICL sempat melesat hingga lebih dari 100% dan juga sempat menjadi top gainers harian.

Informasi saja, NICL tercatat di papan pengembangan setelah melepas sebanyak 2 miliar saham baru atau setara 20,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga IPORp 100 per saham, sehingga mengantongi Rp 200 miliar.

Dana hasil IPO, sekitar Rp 72 miliar akan dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak perusahaan PT Indrabakti Mustika (IBM), yakni sebesar 30% untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.

Blok kerja tersebut, antara lain blok yang diberi nama mirip dengan sejumlah public figure ternama seperti BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan IUP atas nama perseroan di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. PAM Mineral memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

Di posisi kedua dari deretan top losers, terdapat saham emiten jasa konstruksi swasta, yakni PT Djasa Ubersakti Tbk (PTDU) yang ambruk 22,31% ke level Rp 1.445/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 1.860/unit.

Belum diketahui apa alasan yang membuat saham PTDU ambruk hingga 22%. Namun pada awal bulan ini atau sekitar tiga pekan lalu, saham PTDU juga sempat masuk ke daftar top losers sepekan. Namun saham PTDU saat itu menempati posisi ke-5.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Deretan Saham Top Gainers & Loser Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular