Bursa Asia Kembali Melemah, Hanya KOSPI yang Selamat
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (23/7/2021) akhir pekan ini, dipicu koreksi besar bursa saham Hong Kong akibat pengetatan regulasi di China yang kini memukul perusahaan aplikasi pemesanan kendaraan online Didi.
Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong memimpin pelemahan bursa Asia pada hari ini, yakni ditutup ambles 1,45% ke level 27.321,98.
Sedangkan untuk indeks saham Asia lainnya, yakni Shanghai Composite China merosot 0,68% ke level 3.550,4, Straits Times Singapura turun tipis 0,07% ke 3.157,05, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,58% ke posisi 6.101,69.
Hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini, yakni menguat 0,13% ke level 3.254,42.
Sementara untuk pasar saham Jepang pada hari ini masih ditutup karena sedang libur nasional memperingati Hari Olahraga dan Kesehatan. Hari ini juga sekaligus menjadi hari pembukaan perhelatan Olimpiade Tokyo 2020.
Pasar saham Korea Selatan berhasil ditutup di zona hijau karena pelaku pasar di Negeri Ginseng tersebut masih optimis dan cenderung merespons positif dari kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis (22/7/2021) waktu setempat.
Saham teknologi di Korea Selatan turut membantu indeks KOSPI bertahan di zona hijau. Saham raksasa internet, Naver dan operator aplikasi messenger, Kakao masing-masing melonjak 2,73% dan 1,36%.
Namun untuk pasar saham Hong Kong pada hari ini ditutup ambles akibat pengetatan regulasi di China yang kini memukul perusahaan aplikasi pemesanan kendaraan online Didi.
Bloomberg News melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan sanksi tegas terhadap perusahaan raksasa ride-hailing Didi.
Sanksi yang direncanakan berkisar dari denda yang kemungkinan lebih besar dari rekor sebelumnya, yakni sebesar US$ 2,8 miliar yang dibayarkan Alibaba awal tahun ini hingga penghapusan paksa setelah IPO Didi bulan lalu.
Saham Didi di Amerika Serikat (AS) anjlok lebih dari 11% pada Kamis (22/7/2021) waktu setempat. Sebelumnya pada bulan Juli, perusahaan terpaksa berhenti mendaftarkan pengguna baru dan juga menghapus aplikasinya dari toko aplikasi China karena dugaan pengumpulan dan penyalahgunaan data pribadi pengguna.
Hal itu terjadi ketika Beijing melanjutkan tindakan keras selama berbulan-bulan terhadap raksasa teknologi China, dengan menargetkan masalah dari anti-trust hingga regulasi data.
Dari AS, pasar akan memantau rilis data indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur per Juli 2021 pada pukul 20.45 WIB. Pada Juni lalu, PMI manufaktur AS berada di 62,1 sama seperti posisi Mei.
Menurut data dari Trading Economics, posisi PMI manufaktur AS pada Juni-Mei lalu menunjukkan peningkatan yang signifikan, yang merupakan terkuat sejak pengumpulan data dimulai pada Mei 2007, menyusul pelonggaran pembatasan Covid-19.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)