Duh! Candle 'Marubozu Close' Bisa Bikin IHSG Boncos di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 23/07/2021 12:58 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (23/7/2021), mengikuti koreksi bursa regional di tengah kekhawatiran terkait kasus Covid-19 varian delta.

Menurut data Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.094,142 atau turun 43,405 poin (-0,71%). Pada pembukaan pagi, indeks acuan bursa ini dibuka naik 0,13% ke 6.145,761 dan sempat menyentuh level tertinggi harian pada 6.166,305 pada pukul 09:00 WIB.

Namun selepas itu, IHSG terus melemah sehingga meninggalkan level psikologis 6.100 dan menyentuh level terendah hariannya pada 6.094,142. Sebanyak 186 saham menguat, 272 lain melemah, dan 159 sisanya flat.


Nilai transaksi bursa masih bertahan di kisaran Rp 6,7 triliun dengan hanya 14 miliaran saham diperdagangkan sebanyak 873.000-an kali. Namun, investor asing tercatat masih mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 99 miliar di pasar reguler.

Koreksi terjadi bersamaan dengan tren koreksi yang menimpa bursa utama di Asia Pasifik, di antaranya indeks Shanghai China yang anjlok 0,65%, Indeks ASX 200 Australia yang melemah 0,11%. Indeks Kospi Korea Selatan cenderung flat.

Aksi jual di bursa kawasan ini terjadi setelah pemerintah China mempertimbangkan hukuman yang lebih berat terhadap perusahaan penyedia aplikasi pemesanan angkutan online Didi. Di sisi lain, Singapura mempertimbangkan ulang rencana pelonggaran, menyusul kenaikan kasus Covid-19 varian delta.

Dari dalam negeri, kasus Covid-19 juga terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus baru per Kamis(22/7/2021) bertambah 49.509 pasien, atau naik dari hari sebelumnya sebanyak 33.772 orang--yang merupakan yang terendah sejak 6 Juli.

Kasus kematian bertambah 1.449 orang, menjadi rekor terburuk sepanjang pandemi sehingga total korban jiwa mencapai 79.032 orang. Jika kondisi ini berlarut, maka peluang pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 pada 26 Juli pun menipis.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas tengah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.048.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 57 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Selain itu, muncul candlestick merah berbadan penuh di bagian bawah yang menunjukkan candle Marubozu Close. Candle ini biasanya menunjukkan bahwa tekanan jual sedang kuat sehingga terbuka potensi IHSG untuk melanjutkan koreksi di sesi 2

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun dan munculnya candlestick Marubozu Close.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat