Dihantam Pandemi, Ini Ramalan Bos BCA soal Laju Kredit-NPL

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia tbk (BBCA) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini hanya akan tumbuh pada kisaran 4% sampai dengan 6%. Hal ini sebagai imbas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat sehingga membatasi mobilitas aktivitas perekonomian.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, menyatakan penyaluran kredit ini masih sama dengan target dalam Rencana Bisnis Bank (BBCA) yang dipatok di rentang 4-6%.
Namun demikian, Vera menilai, dari sisi rasio kredit bermasalah (non performance loan/NPL) akan sedikit mengalami kenaikan.
"NPL kemungkinan sedikit mengalami kenaikan. Kami memproyeksikan NPL di kisaran 2,4-2,7% di tahun ini. Pertumbuhan kredit tidak melakukan revisi RBB di kisaran 4-6% di tahun ini," kata Vera, dalam acara konferensi pers secara virtual, Kamis (22/7/2021).
Meski demikian, Vera menambahkan, kondisi ini masih akan ditentukan dari penanganan pandemi Covid-19. Bila situasinya membaik, PPKM lebih longgar, maka perekonomian akan kembali cepat pulih, sehingga permintaan kredit akan meningkat.
"Kita lihat kondisinya, kalau membaik demand akan cepat tumbuh," ungkapnya.
Pada kesempatan sama, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di semester kedua ini, kredit korporasi menjadi salah satu tumpuan penyaluran kredit, terutama untuk perusahaan yang berorientasi ekspor. Meski demikian, saat ini konstribusinya belum maksimal dibanding periode sebelum pandemi.
"Di korporasi lumayan, komoditas harganya relatif membaik, apakah dari CPO [minyak sawit mentah], pertambangan, bisnis logistik, transportasi akan berjaya. Cuma ini belum bisa mendukung keseluruhan kredit, kredit korporasi di kita 46% dari total kredit dan yang berorientasi ekspor lebih sedikit lagi," ungkap Jahja.
Jahja menuturkan, dengan pemberlakuan PPKM Darurat turut berimbas pada lesunya permintaan kredit terutama di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) karena mobilitas yang berkurang.
Sedangkan, di segmen komersial seperti penyaluran kredit modal kerja, eksposur penyalurannya lebih kecil dan bank lebih berhati-hati karena perekonomian belum kembali normal.
Namun, Jahja tetap optimistis dengan proyeksi penyaluran kredit di semester kedua ini tetap akan tumbuh dan sudah mengantisipasi hal itu dengan cara penyelenggaraan BCA Expoversary secara daring.
Seperti diketahui, pada semester pertama tahun ini, mencatatkan BCA membukukan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun atau naik 18,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 12,24 triliun.
Sementara itu, total kredit tercatat sebesar Rp 593,6 triliun pada Juni 2021, terutama didukung oleh segmen korporasi, KPR, dan kartu kredit. Kredit korporasi naik 1,0% YoY menjadi Rp260,4 triliun pada Juni 2021. Di periode yang sama, KPR juga meningkat 2,9% menjadi Rp93,6 triliun.
Dana pihak ketiga BCA tumbuh 17,5% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 895,2 triliun dengan rasio CAR sebesar 25,3% dan LDR (loan to deposit ratio) sebesar 62,4%. Sedangkan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat sebesar 2,4%.
[Gambas:Video CNBC]
Salip DBS, Bos BCA: Market Cap Kami Terbesar di Asia Tenggara
(tas/tas)