IHSG Terbang! Asing Rebutan BBCA-ADRO, Jualan EMTK-SCMA
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan sangat baik pada perdagangan Kamis (22/7/2021). Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 1,78% ke level 6.137,55.
IHSG berhasil menyentuh kembali level psikologis 6.100, di tengah penurunan kasus harian Covid-19 dalam negeri meskipun masih tergolong tinggi dan pengumuman Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan, BI 7 Day Reserve Repo Rate.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini naik tipis menjadi Rp 11,6 triliun dan terpantau investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 692 miliar di pasar reguler. Sebanyak 333 saham menguat, 174 saham melemah dan 141 lainnya mendatar.
Dari daftar net buy, asing tercatat mengoleksi beberapa saham, di mana asing masih mengoleksi empat saham berkapitalisasi besar (big cap) pada hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Selain itu, asing juga mengoleksi saham emiten pertambangan nikel dan emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan saham emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
Sementara dari daftar net sell, saham group Emtek, yakni induk grup Emtek, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan emiten SCTV dan Indosiar, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) kembali dilepas oleh asing pada hari ini.
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI siang tadi, otoritas moneter ini memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan. Hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar.
RDG BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga bertahan masing-masing 2,75% dan 4,25%.
"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan karena ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari dampak Covid-19," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan proyeksi BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Dari 12 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya sepakat bulat, aklamasi. Tidak ada dissenting opinion.
Kali terakhir BI menurunkan suku bunga acuan adalah pada Februari 2021. Selepas itu, suku bunga selalu ditahan dengan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi alasan utama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)