Emiten The Ning King Masuk Bisnis Cold Storage, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen produk tekstil dan usaha penunjang berupa penyewaan gudang milik taipan The Ning King, PT Argo Pantes Tbk (ARGO) melakukan penambahan kegiatan usaha, antara lain di bidang usaha pergudangan dan penyimpanan berpendingin (cool storage).
Manajemen ARGO dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (21/7) menjelaskan, bahwa perusahaan yang mulai beroperasi pada 1977 ini juga akan menambah lini usaha di bidang bounded warehousing atau wilayah berikat pergudangan dan penyimpanan lainnya, penanganan kargo (bongkar muat barang), jasa pengurusan transportasi.
Bisnis lainnya yakni angkutan penunjang lainnya, real estat yang dimiliki sendiri atau disewa, dan real estat atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.
Manajemen ARGO menjelaskan, penambahan kegiatan usaha di atas dilakukan untuk memperluas usaha perseroan selain di industri tekstil, dengan mengoptimalkan aset-aset yang ada untuk disewakan serta mengintegrasikan sewa properti dengan jasa pengiriman barang.
"Oleh sebab itu perlu menambah kegiatan usaha serta melakukan penyesuaian terhadap kode klasifikasi resmi untuk mengklasifikasikan jenis bidang usaha Perseroan di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) agar dapat menjalankan bisnis penyewaan properti dan jasa pengiriman barang," jelas manajemen ARGO dalam prospektusnya.
Menurut manajemen, penambahan kegiatan usaha ini bisa menghasilkan net present value (NPV) sebesar Rp 454,06 miliar, internal rate of return (IRR) 138,89%, dan profitability index (PI) 19,24.
"Berdasarkan analisa kami, bahwa setelah adanya penambahan kegiatan usaha di bidang sewa menyewa properti dan jasa pengiriman barang maka proyeksi arus kas inkrementalnya bernilai positif," kata pihak ARGO.
Sebagai informasi, arus kas inkremental (tambahan) adalah arus kas operasi tambahan yang diterima organisasi dari realisasi proyek baru.
Sementara, kata manajemen, IRR di atas menunjukkan angka yang tinggi lantaran modal investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan adanya penambahan usaha baru ini sangat kecil.
"Karena aset berupa tanah dan bangunan yang akan disewakan sudah tersedia dari usaha yang lama atau eksisting," imbuh manajemen.
Kemudian, angka PI yang sebesar 19,24 berarti bahwa penambahan kegiatan usaha dianggap sangat wajar dikarenakan PI di atas 1.
Menurut ensiklopedia ekonomi, NPV adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar selama periode waktu tertentu.
Adapun IRR bisa didefinisikan sebagai metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan profitabilitas dari suatu investasi potensial.
Sementara, PI merupakan ukuran daya tarik suatu proyek atau investasi. PI dihitung dengan membagi nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa depan dengan jumlah nilai investasi awal dalam proyek.
Dalam keterbukaan informasi ARGO disebutkan, menurut hasil studi kelayakan dilakukan oleh penilai independen, Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toto Suharto & Rekan (TnR), dengan menimbang asumsi dan segala aspek terkait, rencana penambahan kegiatan usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.
Untuk memperoleh persetujuan para pemegang saham, ARGO akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Agustus mendatang, di pabrik Argo Pantes, di Jl. MH Thamrin, KM 4, Cikokol-Tangerang.
Adapun mata acara RUPSLB tersebut adalah, pertama, pembahasan studi kelayakan tentang kegiatan usaha perseroan. Kedua, permohonan persetujuan atas rencana perubahan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan rencana penambahan kegiatan usaha baru perusahaan.
Informasi saja, berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan saat ini, ruang lingkup usaha ARGO adalah di bidang industri (termasuk perdagangan, pergundangan, dan real estat).
Menurut data terkini, PT Dharma Manunggal memiliki 29,35% saham ARGO, kemudian sang taipan The Ning King menggenggam 10,35%. Lebih lanjut, PT Lintas Digraprama memegang 9,31%, PT Manunggal Prime Development (7,06%), dan sisanya publik (43,93%).
Di pasar modal, pada pukul 14.25 WIB, saham ARGO turun 0,86% ke Rp 1.720/saham dengan nilai transaksi Rp 6,08 juta dan volume perdagangan 3.700 saham.
(adf/adf)