Jelang RUPSLB Rights Issue Ultra Mikro, Saham BBRI Melesat
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali melesat jelang pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLB) besok.
Tercatat saham BBRI naik 1,59% ke level harga Rp 3.840/unit dengan nilai transaksi yang cukup jumbo di angka Rp 264 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 473 triliun. Investor asing juga tercatat memborong saham BBRI sebesar Rp 64 miliar.
Dalam keterbukaan informasi yang diberikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis (1/7), BBRI mengundang para pemegang saham perseroan untuk menghadiri RUPSLB pada Kamis, 22 Juli 2020 pukul 14.00 WIB di Kantor Pusat BRI, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta Pusat.
Adapun agenda yang dibahas dalam RUPSLB kali ini yakni persetujuan atas penambahan modal perseroan dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) kepada para pemegang saham serta mengubah Anggaran Dasar Perseroan.
Aksi korporasi ini seiring dengan rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan,
Dengan aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.
Selanjutnya,BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Selasa ini (15/6), manajemen BBRI menyatakan pemerintah bermaksud membentuk Holding Ultra Mikro dengan BBRI sebagai induk dari Pegadaian dan PNM.
Sehubungan dengan itu,BBRI merencanakan Penambahan Modal dengan HMETD dengan keterlibatan Pemerintah di dalamnya melalui HMETD dalam bentuk non tunai.
Berkaitan proses tersebut, Pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya (Inbreng") kepada BBRI dalam Pegadaian dan PNM. Rencana PMHMETD atau rights issue BBRI dan rencana Inbreng, selanjutnya, secara bersama-sama disebut rencana transaksi.
Perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau mewakili sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan adanya aksi korporasi ini, aset BBRI berpotensi untuk melejit kencang. Per Q1 2021 saat ini aset BBRI tercatat sebesar Rp 1.411 triliun nantinya pasca aksi korporasi aset BBRI tercatat akan melejit ke angka Rp 1.515 triliun atau kenaikan sebesar 7,37%. Angka ini tentunya belum termasuk potensi dana segar yang dihimpun dari investor publik yang juga akan meningkatkan aset BBRI.
Selanjutnya setelah aksi korporasi ini laba bersih perseroan akan meningkat pesat dari posisi Q1 2021 di angka Rp 7 triliun menjadi Rp 8 triliun atau melesat 14%. Apabila disetahunkan nantinya BBRI akan mampu mencetak laba Rp 32 triliun per tahun, melejit 72% dari posisi tahun lalu di angka Rp 18,65 triliun.
Dengan adanya aksi korporasi ini Aldiracitra Sekuritas memprediksi harga saham BBRI berpotensi menjebol level tertinggi sepanjang masanya ke level Rp 5.200/unit. Angka ini menunjukkan potensi keuntungan 35,41% dari posisi penutupan perdagangan kemarin di angka Rp 3.840/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)