Diterpa Banjir dan Kasus Baru Covid, Bursa Eropa Dibuka Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa anjlok pada pembukaan perdagangan Senin (19/7/2021), menyusul kekhawatiran seputar pandemi, inflasi, dan harga minyak mentah dunia.
Indeks Stoxx 600 dibuka drop 1,2% dengan indeks saham sektor perjalanan dan tamasya anjlok 2,5% menjadi pemimpin koreksi semua indeks saham sektoral yang juga melemah.
Selang 25 menit kemudian, koreksi indeks Stoxx 600 surut menjadi 6,9 poin (-1,52%) ke 447,84. Indeks DAX Jerman drop 222,45 poin (-1,43%) ke 15.317,86 dan CAC Prancis surut 107,4 poin (-1,66%) ke 6.352,71. Indeks FTSE anjlok 104,1 poin (-1,49%) ke 6.903,97.
Dalam pidatonya di depan Kongres, bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi di Negara Adidaya itu akan melandai.
Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS masih stabil di perdagangan sementara investor mengantisipasi rilis kinerja keuangan emiten raksasa, di antaranya Morgan Stanley dan data pasar tenaga kerja.
Koreksi ini mengikuti tren hari ini di Asia Pasifik di mana mayoritas bursa saham melemah setelah pertemuan forum OPEC+ sepakat menghentikan pemangkasan produksi minyak mentah yang kini di level 5,8 juta barel per hari (bph).
OPEC+ terdiri dari negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), Rusia dan sekutunya. Mereka tahun lalu sepakat memangkas produksi minyak hingga 9,7 juta barel/hari sampai dengan akhir 2022.
Dengan berakhirnya kesepakatan pemangkasan, produksi minyak kembali normal sehingga pasar akan dibanjiri suplai. Harga minyak dunia jenis Brent drop 1,35% menjadi US$ 72,6 per barel, sementara harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) drop 1,41% ke US$ 70,8/barel.
Sepanjang tahun ini, harga minyak jenis Brent telah melesat lebih dari 40%, seiring dengan lonjakan permintaan menyusul pemulihan ekonomi dunia dari pandemi. Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS pun melemah pada sore hari ini (WIB).
Bencana banjir bandang di Eropa di Jerman dan Belgia memperberat sentimen di kawasan. Demikian juga kenaikan kasus Covid-19 di Benua Biru akibat menyebarnya virus varian delta terus memperberat sentimen pasar, dengan beberapa negara Eropa dipaksa memberlakukan kembali pembatasan sosial. Inggris sedianya membuka restriksi sosial hari ini.
Kekhawatiran inflasi di AS juga membayangi gerak pasar, di mana inflasi Juni melesat mencapai 5,4% secara tahunan. Terpisah, indeks sentimen konsumen yang dirilis Universitas Michigan menunjukkan bahwa konsumen percaya harga barang akan naik 4,8% tahun depan, atau tertinggi sejak Agustus 2008.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)