
Saham BGTG-AGRO 'Tancap Gas', Matahari-Gudang Garam ARB!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) berbagi tempat di deretan top gainers pada paruh pertama perdagangan sesi I, Senin (19/7/2021).
Berbeda, saham emiten pengelola gerai Matahari Department Store PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan emiten rokok raksasa PT Gudang Garam Tbk (GGRM) harus rela menjadi top losers setelah anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) minus 7%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun ke zona merah siang ini. IHSG melemah 0,67% ke posisi 6.031,675 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (19/7).
Menurut data BEI, ada 169 saham naik, 302 saham merosot dan 151 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,64 triliun dan volume perdagangan mencapai 12,44 miliar saham.
Meski IHSG 'loyo', investor asing pasar saham masuk ke bursa Tanah Air dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 107,91 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 9,35 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (19/7).
Top Gainers
Bank Ganesha (BGTG), saham +12,08%, ke Rp 167, transaksi Rp 147,5 M
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO), +11,48%, ke Rp 2.330, transaksi Rp 256,6 M
Yelooo Integra Datanet (YELO), +9,86%, ke Rp 156, transaksi Rp 14,4 M
Digital Mediatama Maxima (DMMX), +8,33%, ke Rp 2.600, transaksi Rp 141,2 M
Royal Prima (PRIM), +7,07%, ke Rp 424, transaksi Rp 24,6 M
Top Losers
Matahari Department Store (LPPF), saham -6,98%, ke Rp 2.000, transaksi Rp 118,5 M
Gudang Garam (GGRM), -6,97%, ke Rp 37.400, transaksi Rp 78,9 M
PAM Mineral (NICL), -6,76%, ke Rp 276, transaksi Rp 30,6 M
Kimia Farma (KAEF), -6,45%, ke Rp 3.190, transaksi Rp 46,3 M
MNC Studios International (MSIN), -5,24%, ke Rp 488, transaksi Rp 16,7 M
Saham BGTG memimpin 'klasemen' dengan naik 12,08% ke Rp 167/saham dengan nilai transaksi Rp 147,5 miliar. Saham BGTG melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan saham BGTG melesat 21,90%, sementara dalam sebulan naik 10,60%.
Di posisi kedua ada saham AGRO yang melesat 11,48% ke Rp 2.330/saham, melanjutkan reli penguatan sejak 3 hari lalu. Dalam sepekan saham ini menguat 17,97%, sementara dalam sebulan melejit 71,32%.
Sementara, saham LPPF anjlok hingga ARB 6,98% ke Rp 2.000/saham. Dengan ini, saham LPPF sudah ambles selama 5 hari beruntun. Dengan ini, saham LPPF sudah anjlok 21,88% dalam sepekan, sementara dalam sebulan melesat 12,99%.
Pelemahan saham tersebut terjadi di tengah kabar Auric Digital Retail Pte. Ltd. (BidCo), perusahaan asal Singapura resmi menjadi pengendali LPPF setelah merampungkan penawaran tender sukarela (Voluntary Tender Offer/VTO).
Sebelumnya, tender sukarela kepada para pemegang saham perseroan (termasuk publik) untuk membeli saham perseroan, dengan periode penawaran terhitung sejak 4 Juni sampai dengan 3 Juli lalu.
Hasilnya, pada 15 Juli, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Auric mengumumkan bahwa mereka sudah menjadi pemegang saham pengendali baru Matahari sejak 14 Juli 2021.
"Sebagai hasil dari VTO, Auric saat ini memiliki 840.776.696 saham perseroan atau setara dengan 32% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan," kata Miranti Hadisusilo Corporate Secretary & Legal Director, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (19/7).
Sebelumnya Auric Digital Retail menjadi pemegang saham perusahaan lewat Greater Universal pada Juni 2020 lalu. Sebelum tender offer, saham LPPF terdiri dari, di antaranya PT Multipolar Tbk (MLPL) 19,42%, UBS AG Singapore S/A Greater Universal Ltd 5,32%, dan UBS AG Singapore Non-Treaty 5,07%.
Sebelum Auric menjadi pengendali perseroan, perseroan tidak memiliki pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi pengendali perseroan sesuai dengan yang dimaksud dalam POJK 9/2018. Oleh karenanya, kata Miranti, Auric tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pihak pengendali perseroan sebelumnya.
Setali tiga uang, saham GGRM juga menyentuh batas ARB dengan anjlok 6,97%, melanjutkan koreksi pada Jumat lalu yang sebesar 1,23%. Ini membuat saham GGRM ambles 1,47% dalam sepekan belakangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
