InvesTime

Sebelum 'Sikat' Saham Konglomerasi, Perhatikan Jurus Ini!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 July 2021 12:05
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham konglomerasi milik grup bisnis kelas kakap bisa menjadi pilihan para investor di pasar modal. Saham konglomerasi memang menguntungkan, namun tak serta merta berkelanjutan.

Adapun saham-saham konglomerasi yang dimaksud ialah di antaranya Grup BUMN, Grup Djarum, Grup CT Corp, Grup Astra, Grup Lippo, Grup Salim, dan sejumlah grup bisnis lainnya.

Head of Research DBS Group Maynard Arif dalam program Investime CNBC Indonesia mengemukakan memiliki saham konglomerasi memang menguntungkan karena dikelola oleh grup besar dengan berbagai lini usaha.

"Ini bisa membantu bersinergi dengan bisnis satu dengan yang lainnya. Selain itu, grup besar ini mereka punya akses yang lebih baik dari perusahaan kecil lainnya baik dari sektor keuangan, akses ke pemerintah dan ini bisa membantu mereka meningkatkan kinerja anak usahanya," kata Maynard.

Meski demikian, para investor harus mengetahui bahwa tidak semua grup dan anak usaha di dalamnya memiliki prospek kinerja yang menguntungkan ke depan. Maka dari itu, investor pun harus cermat.

"Menurut kami, tidak bisa otomatis menyamaratakan kalau induk usaha dari saham konglomerasi itu prospeknya bagus atau kinerja bagus, maka anak usaha akan sama atau prospeknya," kata Maynard.

Menurutnya, para calon investor yang ingin memborong saham-saham konglomerasi harus tetap melihat lebih jauh prospek bisnis sang induk usaha atau anak usaha dalam kondisi saat ini.

"Kita mungkin ambil contoh mungkin dalam kondisi saat ini ada sebuah grup yang mungkin induk usaha lebih mengandalkan sektor pariwisata atau transportasi yang kita tau amat sangat dalam posisi sulit," katanya.

"Ini kan mungkin jadi induk usaha kurang baik kinerjanya. Tapi mungkin grup ini ada usaha jasa telekomunikasi atau farmasi atau kesehatan yang pada saat ini kinerjanya lebih baik. Jadi kita tidak bisa samaratakan," jelasnya.

Maynard menegaskan nama besar grup konglomerasi di pasar modal tidak bisa menjadi jaminan. Maka dari itu, para investor perlu berhati-hati dan cermat sebelum memborong saham-saham konglomerasi.

"Menurut hemat km semua grup ada lini usaha yang bagus dan tidak bagus. Dari sisi investor kita memilih bukan dari namanya, tapi menurut investor sendiri sektor apa yang menarik dan bisa dibilang eksposurenya besar," katanya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Darurat Berlaku, Ini yang Bikin IHSG 'Tahan Banting'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular