Xi Jinping Belum Bisa 'Jegal' Batu Bara, Harga Rekor Lagi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 July 2021 10:54
In this photo provided by China's Xinhua News Agency, Chinese President and party leader Xi Jinping delivers a speech at a ceremony marking the centenary of the ruling Communist Party in Beijing, China, Thursday, July 1, 2021. China’s Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power that it shows no intention of relaxing. (Li Xueren/Xinhua via AP)
Presiden dan Pemimpin Partai Komunis China Xi Jinping menyampaikan pidato pada upacara peringatan seratus tahun Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, China, Kamis, 1 Juli 2021. (Li Xueren/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga batu bara belum berhenti. Lagi-lagi, harga si batu hitam mencatat rekor tertinggi.

Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 148,1/ton. Naik 1,44% sekaligus membukukan rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara melonjak 9,26% secara point-to-point. Sejak awal 2021, harga meroket nyaris 83%.

batu bara

Selain di Eropa, ternyata serangan gelombang panas pun melanda Asia, terutama China, Provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Guangdong sedang mengalami gelombang panas.

Di Zhejiang, pembangkitan listrik pada Selasa pekan lalu mencapai 100 juta KWh, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ini disebabkan kenaikan penggunaan penyejuk ruangan karena suhu yang mencapai 37 derajat celcius.

"China bagian selatan sedang sangat panas, dan penggunaan listrik harian meningkat tajam. Pasokan batu bara pun ditingkatkan, meski sejumlah daerah mulai membatasi penggunaan listrik karena kekhawatiran pembengkakan konsumsi batu bara," kata Wang Haitao, Analis Huatai Futures Co, seperti dikutip dari Xinhua.

Harga batu bara acuan China yaitu di Pelabuhan Qinhuangdao pada akhir pekan lalu mencapai CNY 983/ton. Naik 1% dibandingkan sepekan sebelumnya.

"Dalam beberapa bulan terakhir, tingginya konsumsi melampaui pasokan dalam negeri sehingga harga terdorong ke atas. Upaya pemerintah China untuk mengintervensi harga belum sepenuhnya berhasil. Beberapa waktu lalu, pemerntah China meminta perusahaan domestik untuk meningkatkan produksi dan mambatasi impor dengan harapan harga lebih terkendali," sebut Toby Hassal, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

Baca: Xi Jinping Bergerak, Ada Kabar Gak Enak Batu Bara dari China

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular