Xi Jinping Belum Bisa 'Jegal' Batu Bara, Harga Rekor Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga batu bara belum berhenti. Lagi-lagi, harga si batu hitam mencatat rekor tertinggi.
Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 148,1/ton. Naik 1,44% sekaligus membukukan rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Sepanjang pekan lalu, harga batu bara melonjak 9,26% secara point-to-point. Sejak awal 2021, harga meroket nyaris 83%.
Selain di Eropa, ternyata serangan gelombang panas pun melanda Asia, terutama China, Provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Guangdong sedang mengalami gelombang panas.
Di Zhejiang, pembangkitan listrik pada Selasa pekan lalu mencapai 100 juta KWh, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ini disebabkan kenaikan penggunaan penyejuk ruangan karena suhu yang mencapai 37 derajat celcius.
"China bagian selatan sedang sangat panas, dan penggunaan listrik harian meningkat tajam. Pasokan batu bara pun ditingkatkan, meski sejumlah daerah mulai membatasi penggunaan listrik karena kekhawatiran pembengkakan konsumsi batu bara," kata Wang Haitao, Analis Huatai Futures Co, seperti dikutip dari Xinhua.
Harga batu bara acuan China yaitu di Pelabuhan Qinhuangdao pada akhir pekan lalu mencapai CNY 983/ton. Naik 1% dibandingkan sepekan sebelumnya.
"Dalam beberapa bulan terakhir, tingginya konsumsi melampaui pasokan dalam negeri sehingga harga terdorong ke atas. Upaya pemerintah China untuk mengintervensi harga belum sepenuhnya berhasil. Beberapa waktu lalu, pemerntah China meminta perusahaan domestik untuk meningkatkan produksi dan mambatasi impor dengan harapan harga lebih terkendali," sebut Toby Hassal, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
Baca: Xi Jinping Bergerak, Ada Kabar Gak Enak Batu Bara dari China
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)