Rupiah Tembus Rp 14.530/US$, Duh..Ini Biang Keroknya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 July 2021 09:47
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Rupiah masih mampu menguat 2 pekan beruntun sebab dolar AS juga masih galau akan kapan waktu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) The Fed. Tingginya inflasi di AS membuat banyak pelaku pasar memprediksi tapering akan dilakukan di tahun ini.

Tetapi ketua The Fed Jerome Powell meredam spekulasi tapering akan dilakukan di tahun ini.

Powell berbicara dalam rangka Semi Annual Monetary Policy Report di hadapan House Financial Services Committee pada pekan lalu, dan mengatakan belum akan merubah kebijakan moneternya.

Sementara itu inflasi tinggi di AS, yang kembali memunculkan spekulasi tapering di tahun ini, sekali lagi ditegaskan hanya bersifat sementara, dan ke depannya tekanan inflasi akan moderat.

Menurut Powell, tolak ukur The Fed yakni "kemajuan substansial" menuju pasar tenaga kerja penuh (full employment) dan stabilitas harga masih "jauh" dari kata tercapai.
Namun disisi lain, Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengindikasi tapering bisa terjadi di tahun ini. Ia mengatakan perlu melihat perbaikan pasar tenaga lebih lanjut, untuk memulai tapering. Dan menurutnya perbaikan tersebut akan tercapai di tahun ini.

"Melihat beberapa bulan terakhir, pertumbuhan pasar tenaga kerja lebih lambat dari yang saya perkirakan. Saya akan bilang masih ada beberapa hal yang perlu dinilai untuk mencapai kemajuan substansial yang kita perlukan untuk merubah kebijakan moneter kami," kata Evans, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (15/7/2021).

Tingginya inflasi di AS sudah "memakan" korban, sentimen konsumen di AS merosot di bulan ini. Indeks keyakinan konsumen yang dirilis University of Michigan (UoM) menunjukkan angka 80,8 turun yang merupakan level terendah dalam 5 bulan terakhir, dan turun dari bulan Juni 85,5.

Maklum saja, inflasi yang tinggi tentunya bisa memukul daya beli warga AS, dan berisiko menahan laju pemulihan ekonomi.

Namun, The Fed masih tetap pada pendiriannya jika inflasi yang tinggi hanya sementara. Alhasil, terjadi kebingungan di pasar mengenai kapan tapering akan dilakukan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular