Sakit Dahulu, Senang Kemudian! Itulah Harga Emas ke Depan...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 July 2021 08:16
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ilustrasi Emas Perhiasan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Akan tetapi, data lain menunjukkan sebaliknya. Indeks sentimen konsumen yang dikeluarkan Universitas Michigan pada Juli 2021 adalah 80,8, turun dibandingkan bulan lalu yang sebesar 85,5. Konsumen mengurangi beanja karena meningkatkan tabungan. Selama pandemi, tabungan rumah tangga melonjak US$ 2,5 triliun.

"Sebenarnya konsumen punya uang. Pengunaan kartu kredit melonjak, tetapi lebih memilih menabung. Situasinya tidak akan seperti ini kalau tidak ada pandemi," tegas Scott Hoyt, Ekonom Senior Moody's Analytics yang berbasis di Pennsylvania, sebagaimana diwartakan Reuters.

Data yang tarik-ulur ini membuat pelaku pasar menjadi kurang yakin mengenai prospek kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed. Dengan data yang masih mixed, sepertinya The Fed akan menahan diri untuk segera melakukan pengetatan kebijakan alias tappering off.

Dalam jajak pendapat yang digelar Reuters terhadap lebih dari 100 ekonomi pada 12-15 Juli 2021, sebanyak 62% responden memperkirakan pengurangan pembelian surat berharga (quantitative easing) baru akan terjadi pada kuartal IV-2022. Pelaku pasar menilai penyebaran varian baru virus corona akan membuat The Fed sangat berhati-hati dalam mencabut stimulus.

fedSumber: Reuters

Tanpa pengurangan 'dosis' quantitative easing, setidaknya dalam waktu dekat, pasokan dolar AS masih akan melimpah. Seperti barang, banyaknya pasokan akan membuat harga turun.

Kegalauan dolar AS tidak hanya membuka ruang penguatan bagi mata uang lain, termasuk rupiah. Emas pun akan diuntungkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular