
Sakit Dahulu, Senang Kemudian! Itulah Harga Emas ke Depan...

Nasib emas akan sangat ditentukan oleh nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Jika dolar AS menguat, maka harga emas akan turun dan demikian pula sebaliknya.
Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat dolar AS terdepresiasi, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas meningkat, harga pun terangkat.
Saat ini, dolar AS sedang gamang menentukan langkah. Pada pukul 07:27 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,01%.
Situasi ini disebabkan rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam yang mixed. Akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan AS mengumumkan penjualan ritel pada Juni 2021 tumbuh 0,6% dibandingkan sebulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Membai dibandingkan Mei 2021 yang tumbuh -1,7% mtm.
Sementara dibandingkan Juni 2020 (year-on-year/yoy), penjualan ritel tumbuh impresif 17,98%. Penjualan ritel di Negeri Adidaya sudah berada di atas level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
"Tekanan akibat reopening berada di sisi pasokan. Dunia usaha masih berkerja keras untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan. Namun kuatnya penjualan ritel akan membuat dunia usaha semakin yakin bahwa permintaan tidak akan melambat dalam waktu dekat," kata Chris Low, Kepala Ekonom FHS Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip oleh Reuters.
![]() |
Halaman Selanjutnya --> Tapering Masih Setahun Lagi?
(aji/aji)