Strategi Adira Insurance Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
Jumat, 16/07/2021 15:05 WIB
Foto: Chief Risk Officer Adira Insurance Musi Samosir

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 menjadi masa-masa yang berat bagi berbagai sektor usaha termasuk asuransi, dalam situasi ini perusahaan harus mampu adaptif dan berinovasi untuk bertahan. Chief Risk Officer Adira Insurance Musi Samosir mengungkapkan ketika pandemi Covid-19 terjadi perusahaan langsung melakukan identifikasi risiko agar tetap bisa melayani nasabahnya.

Dia mengungkapkan perusahaan memiliki manajemen risiko yang terstruktur, termasuk manajemen krisis dan manajemen keberlanjutan bisnis sehingga siap menghadapi krisis seperti saat ini. Jauh sebelum pandemi Covid-19, Adira Insurance juga sudah melakukan evolusi digital sejak 2013 yang menjadi salah satu modal bertahan.

"Di Adira Insurance ada pembelajaran Zurich Grup yang adalah perusahaan induk kami. Sehingga berbagai berbagai framework untuk bisnis kami sudah disiapkan, ini juga didukung oleh pengalaman Adira sendiri yang sudah memulai evolusi layanan digital sejak 2013," ujar Musi dalam Economic Update CNBC Indonesia, Rabu (14/7/2021).


Salah satu strategi bisnis yang ditempuh Adira Insurance yakni pemanfaatan big data dan meningkatkan mitigasi risiko. Musi memaparkan big data memiliki peran penting dewasa ini untuk lebih dekat dengan konsumen, sehingga perusahaan saat menawarkan solusi yang relevan dan sesuai dengan preferensi.

Pihaknya pun saat ini fokus membangun kapabilitas dalam analisa data untuk mendukung strategi bisnis Adira Insurance. Pemanfaatan big data ini menurut Musi juga tetap akan relevan ketika akan membentuk sebuah bisnis baru ke depannya. Dengan begitu perusahaan akan lebih mengenali potensi risiko, kebutuhan nasabah, serta mitigasi yang harus dilakukan.

"Kami membangun kapabilitas untuk big data ini sekaligus melakukan perlindungan keamanan dan informasi nasabah untuk memperkuat aspek manajemen," ujarnya.

Musi mengatakan Pandemi Covid-19 mengajarkan mitigasi risiko dan manajemen krisis yang tetap bisa relevan dalam jangka panjang. Ada dua aspek yang dibutuhkan perusahaan untuk bisa bertahan di masa krisis seperti ini yakni adaptasi dan resiliensi. Dalam adaptasi, seluruh aspek manajemen risiko penting untuk memastikan perusahaan tetap mendapatkan kepercayaan baik dari regulator maupun nasabah di tengah perubahan.

"Kalau dilepaskan dari pandemi, kami bisa lihat perkembangan digital dan manajemen risiko harus bisa keep up dengan bisnis dengan perubahan kondisi. Tapi jangan lupa tetap mempertahan prinsip-prinsip tentang kepercayaan, karena ini harus dijaga," jelas Musi.

Kedua, resilience dalam mempertahankan bisnis di tengah krisis. Menurutnya penting bagi perusahaan termasuk Adira Insurance untuk bersiap dan memiliki manajemen krisis, sehingga dalam kondisi yang sangat tidak normal pun tetap bisa menjaga komitmennya kepada nasabah dan stake holder.

"Mungkin kejadian pandemi ini hanya akan terjadi sekali-sekali, tetapi jika memang terjadi kita harus siap. Secara khusus Adira tetap melakukan perkembangan dan pemantauan berkala buat aspek manajemen risiko dijaga dengan baik," kata dia.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Soroti Ketahanan Bisnis Asuransi, Pembiayaan & Dapen