PDB Singapura Meroket, tapi Dolarnya Keok di Hadapan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 July 2021 11:55
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di pekan ini, data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Singapura melesat di kuartal II-2021, tetapi tidak serta merta membawa mata uangnya menguat tajam. Dolar Singapura justru melemah melawan rupiah di pekan ini.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 10:51 WIB, dolar Singapura menguat 0,27% melawan rupiah di Rp 10.715,08/SG$. Tetapi, jika dilihat sepanjang pekan ini, Mata Uang Negeri Merlion masih melemah 0,3%, berkat pelemahan tajam di 2 hari awal perdagangan minggu ini.

Dolar Singapura baru mulai bangkit sejak Rabu lalu, setelah Kementerian Industri dan Perdagangan Singapura pagi ini melaporkan produk domestik bruto] (PDB) kuartal II-2021, tumbuh 14,3% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). PDB tersebut sedikit lebih tinggi dari hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi pertumbuhan 14,2% YoY.

Namun, jika dibandingkan dengan kuartal I-2021, ekonomi Singapura berkontraksi 2%.

Singapura mengalami sedikit kemunduran di kuartal II-2021 akibat kenaikan kasus penyakit virus corona (Covid-19), dan memaksa pemerintahnya melakukan pengetatan pembatasan sosial di awal Mei. Pengetatan tersebut mulai dilonggarkan lagi secara bertahan sejak bulan lalu.

Indonesia juga mengalami lonjakan kasus Covid-19, dan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat selama 3 sampai 20 Juli, dan ada kemungkinan akan diperpanjan. Sebabnya, kasus Covid-19 terus mencetak rekor tertinggi. Kemarin, kasus Covid-19 kembali mencatat rekor kemarin dengan penambahan sebanyak 56.757 orang per hari.

Juli merupakan awal kuartal III-2021, sehingga pertumbuhannya menjadi terancam.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 akan melambat menjadi 4% sampai 5,4% dan pada Kuartal IV-2021 diperkirakan akan tumbuh 4,6% - 5,9%. Sehingga secara keseluruhan tahun diperkirakan hanya akan mencapai 3,7% sampai 4,5%.

Selain itu, Sri Mulyani juga mempersiapkan kemungkinan PPKM Mikro Darurat dilakukan hingga 6 pekan.

"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular