Saham Pengembang Raksasa Melesat, Yakin Jualan Rumah Laris?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten properti besar melaju di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Jumat (16/7/2021). Indeks sektor properti atau IDXPROPERT sempat memimpin penguatan indeks sektoral sekitar pukul 09.20 WIB dengan kenaikan 0,65% ke 788,51.
Adapun per 09.55 WIB, IDXPROPERT kembali naik 0,68%, kendati tidak lagi memimpin indeks sektoral IDX-IC.
Berikut pergerakan sejumlah saham properti pagi ini:
Ciputra Development (CTRA), saham +5,56%, ke Rp 950, transaksi Rp 17 M
Bumi Serpong Damai (BSDE), +3,26%, ke Rp 950, transaksi Rp 2 M
Lippo Cikarang (LPCK), +3,19%, ke Rp 970, transaksi Rp 25 juta
Summarecon Agung (SMRA), +2,60%, ke Rp 790, transaksi Rp 7 M
Pollux Properti Indonesia (POLL), +2,29%, ke Rp 3.130, transaksi Rp 1 M
Triniti Dinamik (TRUE), +2,07%, ke Rp 492, transaksi Rp 247 juta
Sentul City (BKSL), +1,89%, ke Rp 54, transaksi Rp 786 juta
PP Properti (PPRO), +1,52%, ke Rp 67, transaksi Rp 410 juta
Surya Semesta Internusa (SSIA), +1,31%, ke Rp 464, transaksi Rp 1 M
Alam Sutera Realty (ASRI), +1,27%, ke Rp 159, transaksi Rp 240 juta
Lippo Karawaci (LPKR), +0,69%, ke Rp 145, transaksi Rp 1 M
Agung Podomoro Land (APLN), 0,00%, ke Rp 125, transaksi Rp 217 juta
Pakuwon Jati (PWON), 0,00%, ke Rp 410, transaksi Rp 2 M
Intiland Development (DILD), -0,59%, ke Rp 169, transaksi Rp 133 juta
DMS Propertindo (KOTA), -0,90%, ke Rp 110, transaksi Rp 1 M
Menurut data di atas, dari 15 saham yang diamati, 11 saham menguat, 2 stagnan, dan 2 sisanya melemah.
Saham emiten milik Keluarga Ciputra, CTRA, menjadi yang paling menguat dengan kenaikan 5,56% ke Rp 950/saham. Dengan ini, saham CTRA melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin ketika ditutup menguat 2,86%. Dalam sepekan saham CTRA naik tipis 0,53, sementara dalam sebulan terapresiasi 3,26%.
Di posisi kedua ada saham emiten Grup Sinar Mas, BSDE, yang menanjak 3,26% ke Rp 950/saham, melanjutkan penguatan pada perdagangan kemarin yang sebesar 1,10%. Kendati menguat, saham BSDE masih minus 0,53% dalam sepekan.
BSDE mencatatkan laba bersih Rp 588,29 miliar pada periode kuartal pertama tahun ini, naik 127% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 259,54 miliar.
Kenaikan laba ini sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha BSDE sebesar 12% dari sebelumnya Rp 1,49 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.
Sebelumnya, dalam periode tiga bulan pertama di tahun ini, BSDE membukukan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun pada 3 bulan pertama 2021.
"Pencapaian tersebut setara pertumbuhan 38% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Dengan demikian kami telah mengamankan 35% dari target pra penjualan 2021 yakni Rp7 triliun," papar Hermawan Wijaya, Direktur BSDE, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/4/2021).
Dia menjelaskan, membaiknya kinerja penjualan unit-unit properti BSDE tidak lepas dari beberapa faktor seperti program stimulus di bidang properti seperti pembebasan PPN dan DP 0% oleh regulator serta program marketing perseroan secara nasional bertajuk "Wish fo Home", yang menawarkan berbagai tambahan diskon dan bonus.
Di posisi ketiga ada saham emiten Grup Lippo, LPCK yang melesat 3,19% ke Rp 970/saham. Di bawahnya ada saham SMRA yang terdongkrak 2,60%, setelah kemarin ditutup stagnan di Rp 770/saham.
Sementara, tidak seperti saham lainnya, saham DILD malah turun 0,59% ke Rp 169/saham. Demikian pula dengan saham KOTA yang tergerus 0,90% ke Rp 110/saham, melanjutkan reli pelemahan selama 6 hari perdagangan beruntun.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Haru Koesmahargyo optimistis sektor perumahan bisa tumbuh positif meski tahun ini dibayangi banyak tantangan akibat pandemi Covid-19.
Apalagi jika seluruh pelaku usaha bersinergi, maka sektor perumahan akan sangat signifikan dalam memulihkan perekonomian nasional.
Haru mengatakan, ketangguhan sektor properti bisa dilihat dari pertumbuhan PDB sektoral pada kuartal I/2021 di mana sektor real estate masih dapat tumbuh positif 0,9% pada saat ekonomi nasional terkontraksi minus 0,74%.
"Artinya, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian di tengah pandemi," ujar Haru dalam webinar "Kebangkitan Investasi Properti" di Jakarta, Rabu (14/7/2021).
Saat ini, lanjut Haru, meski pada kuartal I/2021 pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi minus 0,2%, namun mulai membaik dibandingkan kuartal IV/2020 yang mencapai minus 2,2%. Dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi tersebut, terdapat potensi pertumbuhan sektor perumahan yang cukup signifikan.
Menurut Haru, hal itu terlihat dari bertumbuhnya penyaluran KPR dibandingkan dengan kredit lainnya di perbankan nasional. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) per Juni 2021, pertumbuhan KPR nasional mencapai 4,2%. Angka tersebut jauh di atas angka pertumbuhan kredit nasional yang masih terkontraksi minus 4,0%.
Haru menuturkan, salah satu faktor yang membuat sektor properti bisa tangguh dalam menghadapi kontraksi pertumbuhan ekonomi dikarenakan sektor ini merupakan sektor yang padat modal dan padat karya, di mana 90% bahan baku dalam membangun rumah juga berasal dari dalam negeri.
Besarnya kontribusi terhadap pemulihan sektor ekonomi inilah, lanjut Haru, yang membantu sektor properti mendapat banyak dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Seperti diketahui, OJK telah memberikan keringanan restrukturisasi kredit hingga relaksasi ATMR melalui POJK 48/2020. BI memberikan kelonggaran LTV hingga 100%, artinya masyarakat bisa membeli rumah dengan DP 0%. Tak hanya itu, Kemenkeu pun melakukan pelonggaran PPN hingga 100% untuk harga rumah maksimal Rp2 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan A. Djalil mengaku siap mendukung pertumbuhan ekosistem properti.
Sofyan optimistis sektor properti bisa bangkit kembali dan menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia. Salah satunya melalui bank tanah.
"Bank tanah akan menjadi pemain yang cukup signifikan. Bank tanah akan menjamin ketersediaan tanah untuk berbagai kepentingan, termasuk sektor properti," paparnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)