Covid-19 Makin Mengerikan, tapi IHSG Mau Coba Tembus 6.100
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merespon kemerosotan dua hari beruntun dengan melesat lebih dari 1% pada perdagangan Kamis ke 6.046,754. Kabar baik datang dari luar negeri kemarin, sementara dari dari dalam negeri kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) makin ngeri.
Dua faktor tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (16/7/2021). Dari luar negeri, spekulasi tapering di tahun ini kembali timbul tenggelam. Ketua bank sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell kembali menegaskan tidak akan ada tapering dalam waktu dekat.
Tetapi Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengindikasikan tapering bisa terjadi di tahun ini. Lagi-lagi pasar dibuat bingung akan panduan kebijakan The Fed. Yang pasti, baik Powell dan Evans mengatakan perlu adanya perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja.
Sementara itu dari dalam negeri, kasus Covid-19 kembali mencatat rekor kemarin dengan penambahan sebanyak 56.757 orang per hari. Dengan demikian, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat kemungkinan besar akan diperpanjang.
Secara teknikal, rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) di kisaran 5.970 hingga 5.980 terbukti sukses menahan penurunan IHSG dalam 2 hari terakhir. Sementara MA 100 yang berada di kisaran 6.070 sampai 6.080 masih menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal, termasuk hari Selasa lalu sebelum akhirnya ambrol lebih dari 1%.
IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir. IHSG kini terjepit antara MA 100 dan MA 50. Selama kedua MA tersebut salah satunya belum ditembus secara konsisten, maka IHSG cenderung akan bolak balik.
Untuk hari ini potensi penguatan IHSG kembali terbuka setelah sukses bertahan di atas level psikologis 6.000. Target penguatan IHSG masih di ke MA 100 di kisaran 6.080, jika mampu dilewati, IHSG berpotensi menguat ke 6.100 hingga 6.110.
Tetapi jika kembali ke bawah 6.000, IHSG berisiko turun ke MA 50 di kisaran 5.970.
Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)