BRI Bakal Rights Issue Jumbo, Cocok Diborong Sahamnya?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Seperti apa prospek dari rights issue BBRI?
Indra Then, Analis Investment Banking dari PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) mengatakan jika rights issue dari BBRI memiliki prospek yang positif. Karena rights issue ini akan digunakan untuk melakukan akuisisi.
"Saya rasa sih BRI sendiri prospeknya positif karena sebenarnya transaksi ini buat financial mikro landing karena kan atas right issue ini dia mengakuisisi, ini hal positif," paparnya dalam InvesTime CNBC Indonesia, Selasa malam, (13/07//2021).
Hal yang perlu dipahami mengenai rights issue BBRI adalah kapan ini akan dilakukan dan berapa besar dana yang bakal dihimpun. "Sampai saat ini prospek positif, tinggal harga right issue di berapa," jelasnya.
Selain itu BBRI juga punya rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP), sehingga BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
"Terkait transaksi ini, adalah konsolidasi keuangan BRI, PNM, dan Pegadaian ini hal positif sejalan dengan bisnis BRI, dia kan banking tapi mikro landing lebih ke UMKM," tuturnya.
Menurutnya yang perlu diperhatikan adalah mengenai kalkulasi harga, apakah cocok dengan perhitungan investor. "Karena right issue untuk transaksi jumbo," lanjutnya.
Sebelum membeli saham rights issue dia menyarankan agar mengikuti dari proses dari rights issue. Karena akan banyak informasi mengenai rights issue suatu emiten jika mengikuti prosesnya.
Menurutnya sampai rights issue mendapatkan persetujuan, perusahaan akan membuat prospek, berapa banyak saham yang akan diterbitkan, kapan akan diterbitkan, harga rights issue apakah lebih tinggi atau lebih rendah.
"Saham itu akan naik dan turun ikuti teoritis ini akan jadi acuan trader, bagi investor lihat prospektus dan penggunaan dana," paparnya.
Sebelumnya diberitakan BBRI akan melaksanakan rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) ataurights issue dan rencana penyetoran saham dalam bentuk selain uang (Inbreng) oleh Negara Republik Indonesia selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) perseroan
Dengan dua aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.
Selanjutnya, BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi yang dipublikasikan Selasa ini (15/6), manajemen BBRI menyatakan pemerintah bermaksud membentuk Holding Ultra Mikro dengan BBRI sebagai induk dari Pegadaian dan PNM.
Sehubungan dengan itu,BBRI merencanakan Penambahan Modal HMETD dengan keterlibatan Pemerintah di dalamnya melalui HMETD dalam bentuk non tunai.
Berkaitan proses tersebut, Pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya (Inbreng") kepada BBRI dalam Pegadaian dan PNM.Rencana PMHMETD atau rights issue BBRI dan rencana Inbreng, selanjutnya, secara bersama-sama disebut rencana transaksi.
Perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau mewakili sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
(dob/dob)