PDB China Melambat, Kurs Dolar Australia Ikut Terpukul

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 July 2021 15:48
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona yang penyebarannya kembali meningkat di beberapa bulan terakhir turun memukul perekonomian China. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China melambat di kuartal II-2021, meski masih cukup kuat. Dampaknya, kurs dolar Australia melemah melawan rupiah yang sedang lesu.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia pagi tadi sempat melemah 0,33% ke Rp 10.781,5/AU$ di pasar spot.

Data yang dirilis dari China pagi tadi menunjukkan PDB di kuartal II-2021 tumbuh 7,9%, sedikit lebih rendah dari prediksi para ekonomi yang disurvei Reuters sebesar 8,1%.

Biro Statistik China mengatakan pertumbuhan ekonomi China masih kuat dan berkelanjutan, tetapi masih ada risiko dari penyebaran virus corona secara global serta pemulihan ekonomi yang "belum berimbang" di dalam negeri.

Hal senada juga diungkapkan oleh analis dari JP Morgan Asset Management dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

"Secara keseluruhan, ekonomi China berada pada jalur pemulihan yang tepat, dengan target pertumbuhan tahunan 6% akan bisa dicapai," kata Chaoping Zhu, ahli strategi pasar JP Morgan Asset Management.

China merupakan mitra dagang utama Australia. Ketika perekonomian China melambat maka Australia juga akan terkena dampaknya, ekspor komoditas berpotensi mengalami penurunan.

Dolar Australia bahkan masih melemah meski data dari Australia menunjukkan pasar tenaga kerja yang membaik.

Biro Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran di bulan Juni turun menjadi 4,9% dari sebelumnya 5,1%, sekaligus mematahkan prediksi para ekonom tetap sebesar 5,1%.

Tingkat pengangguran Australia kini berada di level terendah sejak Februari 2019, atau jauh sebelum virus corona menyerang dunia.

Selain itu, sepanjang bulan Juni, perekonomian Australia juga dilaporkan mampu menyerap 29.100 tenaga kerja.

Data tersebut menunjukkan perekonomian Australia masih tetap kuat meski virus corona beberapa bulan lalu kembali menyerang. Beberapa kota besar di Negara Bagian Victoria bahkan kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) di akhir Mei lalu, dan sudah dibuka secara perlahan mulai bulan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular