IHSG Masih Bertenaga, Ada Sinyal Sesi 2 Bisa Melesat 1% Lebih
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap bergerak di teritori positif sepanjang perdagangan sesi pertama Kamis (15/7/2021), di tengah reli kabar positif dari China dan Amerika Serikat (AS).
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.026,906 atau lompat 47,7 poin (+0,8%) setelah sepanjang perdagangan pagi berada di zona hijau dengan level pembukaan di 5.986,65 atau menguat 0,12%.
IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di 6.033,713 sepuluh menit jelang penutupan sesi satu dengan level terendah hanya pada 5.982,804. Sebanyak 254 saham naik, 200 lain melemah, dan 164 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa hari ini masih tipis, di kisaran Rp 5,2 triliun yang melibatkan 9 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 669.000-an kali. Investor asing memborong saham-saham unggulan, dengan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 255,1 miliar.
China membawa kabar positif dengan merilis pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sebesar 7,9%, atau mendekati konsensus pasar yang dihimpun Reuters sebesar 8,1%. Angka itu terhitung turun dari posisi kuartal I-2021 sebesar 18,3%, tapi lebih dikarenakan aspek teknis di mana kuartal pertama merupakan momentum pembalikan ekonomi Negeri Panda sehingga terjadi lompatan.
Pasar lebih tertarik menyoroti angka penjualan ritel per Juni yang melesat 12,1% secara tahunan, atau melampaui ekspektasi pasar dalam konsensus Reuters yang memperkirakan angka 11%. Pertumbuhan itu mengindikasikan konsumsi masyarakat di China telah pulih kembali.
Pemulihan indikator ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia tersebut memicu optimisme bahwa permintaan bahan baku dan sumber daya energi akan meningkat, sehingga membantu pemulihan negara lain yang menjadi pemasoknya, termasuk Indonesia.
Dari Amerika Serikat (AS), bos bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi akan melandai.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas tengah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.080. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya menyentuh level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas tengah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)