RI Disebut Jadi Episentrum Covid Asia, IHSG Diramal Drop Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing menyatakan Indonesia sebagai episentrum Covid-19 di Asia saat ini akibat meningkatnya kasus positif harian sebanyak nyaris 55.000 kasus dalam sehari. Hal menyebabkan investor masih dilanda kekhawatiran dan bursa saham domestik keluar dari level psikologis 6.000.
Rabu kemarin (14/7/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,55% ke level 5.979,21 poin dengan nilai transaksi Rp 9,58 triliun.
Pelaku pasar asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 179,37 miliar. Sejak awal tahun, asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 17,01 triliun.
Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, IHSG masih diliputi sejumlah sentimen negatif. Sejumlah negara seperti UAE, Bahrain dan Philippina melarang wisatawan asal Indonesia masuk ke negara tersebut.
Sementara itu, Singapura memperketat WNI masuk ke sana dan Jepang sampai perlu menyiapkan pesawat khusus untuk mengangkut balik warganya yang ada di Indonesia menyusul terus meroketnya kasus positif harian di Indonesia.
"IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 5.937 - 6.028," kata Edwin, Kamis (15/7/2021).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus baru Covid-19 bertambah 54.517 pasien pada Rabu kemarin. Rekor hari ini memecahkan rekor Selasa yang menembus 47.899 kasus.
Dalam data Worldometer, Selasa RI menjadi negara dengan pertambahan kasus tertinggi di seluruh dunia. Alhasil, hingga Rabu kemarin total konfirmasi positif di Indonesia menembus 2,67 juta.
Sementara itu, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih menunjukkan berada dalam tekanan, minimnya sentimen serta perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri pasar modal Indonesia.
Namun demikian, momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang.
Ini mengingat pergerakan fluktuatif yang terjadi pada IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek, sedangkan momentum tekanan merupakan momentum berharga bagi investor jangka menengah dan panjang.
(tas/tas)