Analisis Teknikal

Meski Kasus Covid-19 Rekor Terus, IHSG Bisa Balik ke 6.000!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 July 2021 08:10
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi jeblok lebih dari 1% pada perdagangan Rabu kemarin (14/7) sama dengan hari sebelumnya. Tetapi bedanya, kemarin IHSG mampu memangkas pelemahan hingga tersisa 0,55% saat penutupan perdagangan di Rp 5.979,215.

Kabar baik lainnya, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 126,27 miliar di pasar reguler. Jika ditambah dengan pasar nego dan tunai, net buy tercatat sebesar Rp 179,9 miliar.

"Duet" antara inflasi di Amerika Serikat (AS) yang tinggi, serta kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia yang terus mencatat rekor tertinggi membuat IHSG jeblok.

Inflasi AS yang tinggi memunculkan spekulasi bank sentral AS (The Fed) akan melakukan tapering di tahun ini. Tetapi, ketua The Fed Jerome Powell Sekali lagi meredam ekspektasi tersebut dengan menyatakan masih belum akan berubah kebijakannya, dan kenaikan inflasi ke depannya akan moderat.

Hal tersebut membuat bursa saham AS (Wall Street) berhasil menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat, setelah mengalami koreksi hari sebelumnya. Penguatan Wall Street tentunya membuka peluang bangkitnya bursa Asia, termasuk IHSG, pada Kamis (15/7/2021).

Meski demikian, tekanan bagi IHGS datang dari dalam negeri, rekor penambahan kasus Covid-19 pecah lagi. Kemarin mencatat rekor 54.517 orang, melewati rekor hari sebelumnya 47.899 orang.

Artinya, kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat diperpanjang semakin besar.

Secara teknikal, Jebloknya IHSG dalam 2 hari terakhir masih tertahan oleh rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50).

Sementara MA 100 yang berada di kisaran 6.070 sampai 6.080 masih menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal, termasuk hari Selasa lalu sebelum akhirnya ambrol lebih dari 1%.

IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.

IHSG kini terjepit antara MA 100 dan MA 50 yang berada di kisaran 5.970 hingga 5.980. Selama kedua MA tersebut salah satunya belum ditembus secara konsisten, maka IHSG cenderung akan bolak balik.

Tetapi jika kembali menembus ke bawah MA 50 di kisaran 5.970, IHSG berisiko melemah ke 5.940, sebelum menuju 5.900.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sebaliknya jika mampu kembali ke atas level psikologis 6.000, IHSG berpeluang menguat ke 6.030.

Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular