Economic Update CNBC Indonesia

Wamen BUMN Geber 6 Subholding Pertamina, Investasi Rp 145 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 July 2021 09:40
Wamen BUMN Pahala Mansuri
Foto: Wamen BUMN Pahala Mansuri

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury menjelaskan pihaknya fokus pada pembentukan subholding PT Pertamina (Persero) dengan pertimbangan agar perusahaan lebih cepat dalam mengambil keputusan investasi dan strategi bisnis.

Pertamina tengah membentuk 6 subholding dan berencana investasi di bidang migas (minyak dan gas) mencapai US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 145 triliun (kurs Rp 14.500/US$).

"Ada juga inisiatif subholding, karena kita melihat BUMN yang jadi holding itu sangat besar, seperti kita lihat dari sisi Pertamina sebagai holding migas yang kita punya rencana bentuk 6 subholding," kata Pahala dalam Economic Update CNBC Idnonesia, Rabu ini (14/7/2021).

"Tujuan utamanya tingkatkan kelincahan mereka ambil keputusan karena dengan subholding kelincahan lebih baik dan akses pasar modal sebagai salah satu untuk tumbuh ke depannya," kata mantan Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) ini.

"Karena kita lihat di sektor migas ini ada kebutuhan investasi di tahap awal 2021 ini capex [belanja modal] US$ 10 miliar, dan inisiatif partnership," tegasnya.

Pertamina memang secara konsisten menjalankan restrukturisasi perusahaan yang membentuk holding dan 6 subholding. Selama hampir 1 tahun masa restrukturisasi, langkah tersebut dinilai manajemen telah menunjukkan manfaat positif dengan operasional yang terintegrasi dan lebih efisien.

Keenam subholding yang mengelola bisnis inti tersebut yakni Upstream Subholding, Refining & Petrochemical Subholding, Commercial & Trading Subholding, Gas Subholding, Power & NRE Subholding, dan Shipping Subholding telah fokus mengelola bisnis dan aset perusahaan sesuai lingkup masing-masing.

Dalam keterangan resmi sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan restrukturisasi telah menghasilkan struktur korporasi yang lebih padat, sehingga span of control dan pengelolaan anak perusahaan yang dilakukan Pertamina menjadi lebih optimal.

Pada tingkat holding, pascarestrukturisasi organisasi yang sebelumnya 11 direktorat, saat ini hanya 5 direktorat, sehingga organisasi lebih lean dan pengambilan keputusan lebih cepat dan efisien.

"Terjadi stream lining, sehingga kita pun lebih mudah dalam melakukan pengelolaan dan menyusun rencana strategis untuk seluruh bisnis pertamina group," kata Nicke, dalam siaran persnya.

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang migas, lanjut Nicke, Pertamina tetap bertanggung jawab menjalankan tugas dan peran sesuai dengan UU Energi dan UU BUMN. Namun, secara bisnis dengan adanya restrukturisasi nilai perusahaan harus meningkat dan pada saat bersamaan tetap berkomitmen menjalankan penugasan Pemerintah.

"Operasional diturunkan ke anak perusahaan atau ke subholding, maka holding ini lebih fokus ke bagaimana kita mengembangkan bisnis ke depan. Transisi energi dari fosil fuel akan bergerak ke new and renewable energy atau green environment. Inilah yang menjadi tugas besar di holding, bagaimana menjalankan itu paralel dengan memperkuat bisnis yang ada," imbuh Nicke.

Nicke menambahkan, dalam pengembangan bisnis ke depan, sepanjang 2020 hingga 2024, Pertamina merencanakan investasi sebesar US$ 92 miliar.

Dengan struktur lebih ramping dan kewenangan holding dan subholding yang lebih jelas, proses pengambilan keputusan untuk investasi lebih ringkas, perusahaan dapat memangkas biaya operasional dan melakukan penghematan biaya investasi, salah satunya melalui integrasi proses bisnis dari hulu sampai hilir.

Adapun tahun ini Pertamina menargetkan investasi naik dua kali lipat dibandingkan 2020 menjadi US$ 10,7 miliar dari US$ 4,7 miliar pada 2020 lalu.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Resmikan 6 Subholding Usaha, Restrukturisasi Tuntas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular