Analisis Teknikal

Ini "Duet Maut" yang Bisa Bikin IHSG Jeblok ke Bawah 6.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 July 2021 08:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat hingga ke atas 6.100 di awal perdagangan Selasa kemarin (13/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah berbalik ambrol hingga lebih dari 1% ke 6.012,032.

Meski anjlok tajam, tetapi investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 91,69 miliar di pasar reguler. Jika digabungkan dengan pasar nego dan tunai, net buy tercatat sebesar Rp 211 miliar.

Kemungkinan diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat menjadi pemicu merosotnya IHSG, dan berisiko berlanjut pada perdagangan Rabu (14/7/2021). Kemungkinan perpanjangan tersebut tersirat dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Sri Mulyani saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).

PPKM Mikro Darurat berlangsung hingga 20 Juli mendatang dan kemungkinan diperpanjang semakin besar sebab kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus melonjak. Kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 47.899 orang, yang merupakan rekor terbanyak, melampaui rekor sebelumnya 40.427.

Sementara itu dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street terkoreksi dari rekor akibat inflasi yang tinggi. Kecemasan akan tapering kembali muncul, dan ketiga indeks utama berakhir di zona merah, yang tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar Asia.

Penyebaran virus corona di dalam negeri serta risiko tapering di luar negeri menjadi "duet maut" bagi IHSG pada perdagangan hari ini.  

Secara teknikal, IHSG sekali lagi berbalik merosot setelah menguji rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100).

MA 100 yang berada di kisaran 6.070 sampai 6.080 menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.

IHSG kini terjepit antara MA 100 dan MA 50 yang berada di kisaran 5.970 hingga 5.980. Selama kedua MA tersebut salah satunya belum ditembus secara konsisten, maka IHSG cenderung akan bolak balik.

Level psikologis 6.000 tetap menjadi support terdekat, jika dilewati IHSG berisiko turun ke 5.970 (MA 50). Sementara jika mampu bertahan di atas level psikologis, IHSG berpeluang menguji lagi MA 100.

Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sempat Sentuh Level Tertinggi, IHSG Juli Bisa Ditutup Hijau?

Next Article Dear Market! IHSG Bisa ke 6.400, Asal Tembus Level Ini Dulu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular