Analisis Teknikal

PPKM Bakal Diperpanjang, Sesi 2 IHSG Tahan Diri atau Ambles

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 13/07/2021 13:08 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan sesi pertama Rabu (10/3/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut terapresiasi 0,93% ke 6.257,41.

Nilai transaksi pagi ini sebesar sebesar Rp 5,4 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 98 miliar di pasar reguler.

Bursa saham Wall Street berhasil ditutup sumringah pada perdagangan dini hari hati. Indeks saham Nasdaq memimpin penguatan dengan apresiasi 3,69%, selanjutnya indeks S&P juga terbang 1,42%, terakhir indeks nasdaq yang sempat melesat 0,8% harus puas ditutup naik 0,1% saja.


Selanjutnya juga muncul sentimen positif dari dalam negeri yakni melandainya kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Kasus aktif merupakan jumlah penderita yang masih terpapar covid-19 baik itu dirawat di RS atau isolasi mandiri. Hari ini, Selasa (9/3) kasus aktif di Indonesia turun 1.317 menjadi 144.311.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan awalnya kasus aktif di Indonesia terus naik saat awal pandemi hingga pekan kedua Oktober. Hal ini karena adanya libur panjang.

"Penurunan minggu kedua Oktober hingga minggu kedua November. Kemudian naik lagi pada Februari 2021, selama kenaikan tersebut ada dua libur panjang," ujar Wiku di Jakarta, Selasa (9/3/2021).

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.

Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.080. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.003.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 56 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat