
Isu PPKM Darurat 6 Pekan Bikin Dolar Singapura Balik Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Di awal pekan kemarin nilai tukar dolar Singapura melemah cukup tajam, 0,3%, melawan rupiah. Tetapi pada perdagangan hari ini, Selasa (13/7/2021) malah berbalik menguat.
Adanya kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat akan diperpanjang hingga 6 pekan menjadi pemicu berbaliknya dolar Singapura.
Pada pukul 11:21 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.731,58, dolar Singapura menguat 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kemungkinan PPKM Mikro Darurat diperpanjang sangat besar, sebab penambahan kasus penyakit virus corona (Covid-19) per hari masih terus mencetak rekor tertinggi.
Kemarin, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencetak rekor tertinggi 40.427 orang per hari. Melewati rekor sebelumnya yang masih di kisaran 38 ribu orang per hari.
Adanya risiko pandemi Covid-19 yang masih tinggi, khususnya varian baru atau delta, maka pemerintah membuat skenario untuk melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sampai dengan 6 minggu.
"PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan," tulis bahan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).
Oleh karena itu APBN akan diperkuat untuk merespon dampak negatif peningkatan kasus Covid-19 kepada perekonomian dan diperlukan akselerasi vaksinasi, efektivitas PPKM Darurat, dan kesiapan sistem kesehatan, baik itu fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.
Akibat PPKM MIkro Darurat yang diperpanjang, perekonomian Indonesia juga akan kena dampaknya.
Sri Mulyani pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 akan melambat menjadi 4% sampai 5,4% dan pada Kuartal IV-2021 diperkirakan akan tumbuh 4,6% - 5,9%. Sehingga secara keseluruhan tahun diperkirakan hanya akan mencapai 3,7% sampai 4,5%.
Berbeda dengan Indonesia, Singapura kini tengah menyiapkan roadmap yang akan memberlakukan Covid-19 sebagai penyakit flu biasa.
Jika dianggap sebagai flu biasa, tentunya aktivitas warganya akan kembali normal, roda bisnis bisa berputar dengan kencang, dan perekonomian tentunya akan semakin tumbuh tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Ambruk, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal
