Meski Covid RI Tembus 40 Ribu/hari, IHSG Siap Lewati 6.100!
Jakarta, CNBC Indonesia - Didukung sentimen pelaku pasar yang membaik secara global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% awal pekan kemarin ke 6.078,568, Senin (12/7).
Investor asing juga tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) lebih Rp 100 miliar di pasar reguler. Jika ditambah dengan pasar tunai dan nego nilainya bahkan mencapai Rp 972 miliar.
Semua bursa saham global mengalami penguatan Senin kemarin. Bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (Wall Street) bahkan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Hal tersebut tentunya berpeluang menopang IHSG lagi pada perdagangan Selasa (13/7/2021).
Meski demikian, ada sentimen negatif dari dalam negeri. Kemarin, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencetak rekor tertinggi 40.427 orang per hari. Melewati rekor sebelumnya yang masih di kisaran 38 ribu orang per hari.
Masih tingginya penambahan kasus tersebut membuat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat kemungkinan besar akan diperpanjang, yang tentunya menghambat laju pemulihan ekonomi.
Secara teknikal, penguatan IHSG sekali lagi ditahan rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100).
MA 100 yang berada di kisaran 6.070 sampai 6.080 menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.
IHSG kini terjepit antara MA 100 dan MA 50 yang berada di kisaran 5.970 hingga 5.980. Selama kedua MA tersebut salah satunya belum ditembus secara konsisten, maka IHSG cenderung akan bolak balik.
Jika mampu menembus konsisten di atas 6.080, IHSG berpotensi menguat ke 6.100, sebelum menuju 6.130.
Sebaliknya, support terdekat berada di kisaran 6.040. Jika mampu ditembus, IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. Support selanjutnya di kisaran 5.970 (MA 50).
Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)