Kok Vaksinasi Berbayar di Kimia Farma Ditunda, Banjir Protes?

Market - Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 July 2021 11:43
PT. Kimia Farma Tunda Vaksinasi Gotong Royong (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: PT. Kimia Farma Tunda Vaksinasi Gotong Royong (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN pelaksana Vaksinasi Gotong Royong individu, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) resmi menunda pelaksanaan vaksinasi tersebut hingga waktu yang tidak ditentukan, dari rencana semula yang seharusnya dimulai pada Senin (12/7/2021) ini.

Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan alasan penundaan ini salah satunya adalah pengaturan pendaftaran calon peserta vaksinasi yang harus dibenahi perusahaan.

Selain itu, proses sosialisasinya yang akan diperpanjang mengingat banyaknya pertanyaan yang muncul mengenai program ini.

"Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat Manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," kata Ganti kepada CNBC Indonesia, Senin ini.

Sebenarnya munculnya wacana vaksinasi gotong royong berbayar ini cukup menjadi sorotan dari publik, disampaikan melalui komentar pro dan kontranya terhadap program ini dalam pada unggahan di akun instagram @kementerianbumn dan @kimiafarmacare.

[Gambas:Instagram]


Akun @chatmecoffee menuliskan, "Kimia Farma sebagai bagian dari holding BUMN Farmasi milik pemerintah tidak patut menjual vaksin pandemi ke rakyatnya dalam masa pandemi. Setelah masa pandemi ini terkendali dan herd immunity terjadi, silahkan jual seperti vaksin-vaksin lainnya."

Sedangkan akun @irawaniran mengatakan, "mantap jadi ada pilihan mau sabar nunggu dapet gratis atau mau cepat tapi berbayar, masyarakat tinggal memilih sesuai kebutuhan."

Gelombang penolakan juga datang dari ekonom Faisal Basri. Mengutip detikcom, Faisal jelas-jelas menolak adanya program vaksin yang dibayar oleh masyarakat ini.

"Rakyat disuruh gotong royong, untuk mempercepat herd immunity, BUMN dibiarkan berbisnis, ini kan biadab. Apa lagi kata paling pantas untuk itu," kata dia.

Menurut dia vaksin berbayar ini baru bisa dilakukan setelah seluruh masyarakat telah mendapatkan vaksin gratis. Sedangkan jika membutuhkan booster alias dosis ketiga barulah bisa dikenakan biaya.

"Vaksin ini pasokannya terbatas. Kalau seluruh rakyat Indonesia sudah divaksin oleh pemerintah secara gratis, ada yang vaksinasi 3 kali, ya silakan barulah, barulah bisa ditangani secara bisnis," tegasnya.

Di sisi lain, pengacara senior, Hotman Paris juga buka suara soal vaksinasi berbayar ini, lewat Instagram miliknya. Hotman Paris juga mengusulkan seluruh jenis vaksin Corona tersedia.

[Gambas:Instagram]


"Makaci Tuhan! Hotman sudah dari tahun lalu teriak-teriak agar dibuka Vaksin Mandiri! Usul agar semua jenis vaksin tersedia!" kata Hotman Paris.

Hotman mencontohkan vaksinasi Corona berbayar seperti di Amerika Serikat (AS). Menurut Hotman, kasus Corona di AS turun berkat vaksin Corona berbayar.

"Dulu positip corona paling tinggi di Amerika Serikat, tapi semakin dapat diatasi setelah rakyat Amerika bebas beli vaksin di apotik dan klinik!! Makaci untuk Pemerintah Indonesia," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ganti Winarno mengatakan pihaknya memohon maaf karena pembatalan hari Senin ini. "Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Ganti.

"Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," jelasnya lagi.

Adapun vaksin yang akan digunakan dalam program Vaksinasi Gotong Royong Mandiri ini adalah Sinopharm. Penggunaan jenis vaksin ini sesuai dengan keputusan pemerintah tentang jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong.

"Vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinopharm sesuai dengan keputusan Pemerintah tentang jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong," katanya.

Dia juga mengungkapkan adanya vaksinasi mandiri yang disediakan oleh Kimia Farma menjadi salah satu langkah untuk percepatan herd immunity.

Diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk setiap orang menyelesaikan tahapan vaksinasinya sekitar Rp 879.140. Dengan rincian tarif pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp 321.660 per dosis dan tarif layanan sebesar Rp 117.910 per dosis.

Untuk kebutuhan suntikan dua dosis, harga vaksin sebesar Rp 643 ribu. Sementara tarif vaksinasi untuk dua kali Rp 253.820 untuk dua kali vaksinasi.

Tarif vaksin individu ini diatur Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharma.

Sebelumnya manajemen KAEF menyatakan mulai Senin (12/7/2021) masyarakat bisa melakukan vaksinasi secara individu.

Harga vaksinasi telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm.

Harga satu dosis harus merogoh Rp321.660 dan juga tarif layanan senilai Rp117.910 per dosis. Jadi perkiraan biaya untuk menyelesaikan dua dosis adalah sekitar Rp 879.140.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Erick Pecat Direksi Anak Usaha, Saham KAEF Ambrol Pagi Ini


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading