
Vaksin Berbayar Ditunda, Saham KAEF Dkk Masih Tetap 'Ngamuk'

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten farmasi melonjak ke zona hijau pada perdagangan pagi ini, Senin (12/7/2021). Sentimen terbaru yang mendorong kenaikan saham-saham ini ialah terkait PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang awalnya akan membuka program vaksinasi berbayar secara resmi pada Senin hari ini.
Namun, menurut pemberitaan teranyar pagi ini, pihak Kimia Farma memutuskan untuk menunda waktu pelaksanaan program vaksinasi tersebut.
Berikut pergerakan saham emiten farmasi, pukul 09.23 WIB:
Kimia Farma (KAEF), saham +10,48%, ke Rp 3.480, transaksi Rp 78 M
Indofarma (INAF), +6,19%, ke Rp 3.260, transaksi Rp 11 M
Phapros (PEHA), +4,27%, ke Rp 1.220, transaksi Rp 415 juta
Itama Ranoraya (IRRA), +3,32%, ke Rp 2.180, transaksi Rp 37 M
Darya-Varia Laboratoria (DVLA), +2,03%, ke Rp 2.510, transaksi Rp 8 juta
Merck (MERK), +1,89%, ke Rp 3.230, transaksi Rp 54 juta
Kalbe Farma (KLBF), +1,52%, ke Rp 1.340, transaksi Rp 17 M
Pyridam Farma (PYFA), +1,01%, ke Rp 1.005, transaksi Rp 1 M
Tempo Scan Pacific (TSPC), +1,00%, ke Rp 1.510, transaksi Rp 785 juta
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), +0,67%, ke Rp 755, transaksi Rp 385 juta
Soho Global Health (SOHO), +0,20%, ke Rp 4.960/saham, transaksi Rp 1 juta
Menurut data di atas, ada 11 saham farmasi yang menguat, dengan saham emiten BUMN KAEF yang mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni 10,48% ke Rp 3.480/saham.
Saham ini berhasil rebound, dari koreksi pada dua hari sebelumnya di minggu lalu. Dalam sepekan saham KAEF naik 3,29%, sementara dalam sebulan melesat 34,24%.
Di posisi kedua ada saham emiten pelat merah lainnya, INAF, yang melesat 6,19% ke 3.260/saham. Mirip seperti saham KAEF, saham INAF berhasil memantul kembali ke zona hijau setelah pada Jumat pekan lalu ambles 3,76%.
Di bawah kedua saham tersebut, ada saham anak usaha KAEF, PEHA, yang terapresiasi 4,27% ke Rp 1.220/saham, dengan nilai transaksi Rp 415 juta. Saham PEHA juga berhasil rebound dari pelemahan selama 2 hari sebelumnya. Dalam seminggu saham ini turun 3,17%, sementara dalam sebulan naik 2,52%.
Diberitakan sebelumnya, awalnya pemerintah, melalui Kimia Farma, membuka akses vaksinasi berbayar untuk masyarakat mulai hari ini.
Untuk vaksin yang digunakan adalah Sinopharm. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Sekretaris Perusahaan Kimia Farma, Ganti Winarno dan penggunannyanya sesuai dengan keputusan pemerintah mengenai jenis vaksin yang digunakan.
"Vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinopharm sesuai dengan keputusan Pemerintah tentang jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong," kata Ganti saat dikonfirmasi CNBC Indonesia kemarin.
Program vaksinasi gotong royong mandiri ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.19 Tahun 2021 tentang Peribahan atas Permenkes No. 10/2021 tentang Pelaksanaan dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
Ganti juga menambahkan program ini jadi salah satu upaya mempercepat herd immunity.
"Kami senantiasa memberikan support kepada Pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini, salah satunya adalah dengan layanan vaksinasi gotong royong individu di Klinik Kimia Farma ini untuk percepatan herd immunity," jelasnya.
Namun, menurut kabar terbaru pada pagi ini, manajemen Kimia Farma memutuskan untuk menunda waktu pelaksanaan program vaksinasi berbayar tersebut.
Belum jelas sampai kapan penundaan ini akan dilakukan. Corporate Secretary Kimia Farma Ganti Winarno mengatakan penundaan ini dilakukan lantaran perusahaan memperpanjang proses sosialisasi program tersebut.
Kemudian, perusahaan juga perlu melakukan pengaturan pendaftaran calon peserta vaksinasi.
"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Ganti kepada CNBC Indonesia, Senin ini.
"Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," jelasnya lagi.
Diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk setiap orang menyelesaikan tahapan vaksinasinya sekitar Rp 879.140. Dengan rincian tarif pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp 321.660 per dosis dan tarif layanan sebesar Rp 117.910 per dosis.
Untuk kebutuhan suntikan dua dosis, harga vaksin sebesar Rp 643 ribu. Sementara tarif vaksinasi untuk dua kali Rp 253.820 untuk dua kali vaksinasi.
Tarif vaksin individu ini diatur Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharma.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eits! PPKM Diperpanjang, Saham-saham Farmasi Unjuk Gigi