Harga Emas Turun, Cash is King Datang Lagi...?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 July 2021 08:35
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Ilustrasi Emas Batangan (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Kekhawatiran akan masa depan pemulihan ekonomi dunia membuat investor bermain sangat aman dengan memilih uang tunai.

Pada Jumat (9/7/2021) pukul 07:29 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.801,36/troy ons. Turun 0,07% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sebelum koreksi ini, harga emas mengalami reli dengan kenaikan enam hari berturut-turut. Selama enam hari tersebut, kenaikan harga mencapai 2,35%.

Oleh karena itu, wajar investor ingin mencairkan cuan. Sebab keuntungan yang didapat memang tidak kecil.

Selain itu, ada sinyal investor kembali ke mode cash is king. Pasalnya, aksi jual juga terjadi di pasar saham dan obligasi.

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham AS ditutup melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,75%, S&P 500 minus 0,86%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,72%.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun naik 3 basis poin (bps) ke 1,3179%. Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun karena tekanan jual.

Halaman Selanjutnya --> Pandemi Ganggu Kebangkitan Ekonomi

Sepertinya pelaku pasar mulai khawatir bahwa laju pemulihan ekonomi, terutama di AS, mulai terganggu. Ini terlihat dari jumlah klaim tunjangan pengangguran yang meningkat.

Pada pekan yang berakhir 3 Juli 2021, klaim tunjangan pengangguran naik 2.000 dari pekan sebelumya menjadi 373.000. Lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 350.000.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai. Bahkan kini semakin ganas karena kehadiran varian-varian baru yang lebih menular.

Per 8 Juli 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di AS adalah 33.429.396 orang. Bertambah 36.990 orang dari hari sebelumnya. Tambahan pasien positif 36.990 orang dalam sehari adalah yang terbanyak sejak 16 Mei 2021.

Meski pemerintah AS sudah membuka lebih banyak aktivitas dan mobilitas masyarakat, tetapi warga AS sendiri masih khawatir untuk keluar rumah. Misalnya di lokasi perbelanjaan ritel dan tempat rekreasi, tingkat kunjungan warga Negeri Paman Sam per 4 Juli 2021 adalah 13% di bawah normal. Ini adalah yang terendah sejak 4 April 2021.

Mobilitas masyarakat yang terbatas membuat 'roda' ekonomi tidak bisa berputar kencang. Akibatnya, tingkat pengangguran AS pada Juni 2021 naik menjadi 5,9% dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,8%.

Mulai ada tanda bahwa pemulihan ekonomi di Negeri Adidaya mulai mentok. Padahal AS sangat diharapkan menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi dunia, karena negara-negara lain masih bergulat dengan pandemi virus corona.

Namun ternyata AS pun mulai mengalami masalah yang sama. Perkembangan ini membuat pelaku pasar (dan seluruh dunia) cemas, sehingga memilih bermain sangat aman dengan menggenggam uang tunai.

Cash is king, once again...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular