Jepang Umumkan Darurat Covid, Dow Futures Anjlok 500 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 July 2021 18:51
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Kamis (8/7/2021), di tengah keprihatinan bahwa pertumbuhan ekonomi global terancam oleh ledakan kasus Covid-19 di berbagai negara.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average ambles 506 poin (-1,5%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 juga turun, sebesar 1,5%, sedangkan indeks Nasdaq kehilangan 1,4%.

Jepang mengumumkan status darurat di Tokyo jelang Olimpiade menyusul lonjakan kasus Covid, dan menyatakan bahwa ada peluang bahwa ajang olah raga dunia tersebut kemungkinan bakal digelar tanpa penonton di lapangan.

Kasus kematian akiabt Covid-19 di seluruh dunia terus melesat, dan melampaui level psikologis 4 juta. Indeks ketakutan pasar, Cboe Volatility index (VIX) menguat di atas angka 20, mengindikasikan bahwa pasar khawatir dengan situasi ke depan sehingga pasar bakal volatil.

Saham siklikal, yang bakal diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi, ramai-ramai terkoreksi di sesi pra-pembukaan. Saham kapal penumpang Carnival dan Royal Caribbean kompak anjlok 3%, saham penerbangan Boeing, American Airlines dan Delta Air Lines turun 2%.

Saham teknologi juga anjlok, di antaranya Micron, NVIDIA, Qualcomm, dan Intel. Saham perbankan juga ikut terkapar, di antaranya Bank of America, Wells Fargo, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase and PNC Financial.

Investor pun menyerbu surat berharga pemerintah AS (US Treasury), sehingga harganya melesat, dan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melemah ke 1,255% atau level terendah sejak Februari.

Ini merupakan penurunan tajam jika dibandingkan dengan posisi awal Juli yang masih di angka 1,58%, dan bahkan jauh dari level tertingginya pada Maret sebesar 1,78%.

"Penurunan imbal hasil sebesar 40 basis poin di obligasi tenor 10 tahun sejak Maret lalu menunjukkan bahwa aksi buru imbal hasil masih ada, mengesampingkan pernyataan bank sentral bahwa ekonomi akan dibiarkan panas," tutur Steven Ricchiuto, Kepala Ekonom Mizuho Securities, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Pada Rabu kemarin indeks S&P 500 menguat 0,3% ke titik tertinggi sepanjang sejarahnya, pada 4.358.13, sementara Dow Jones Industrial Average melesat 104,42 poin ke 34.681,79. Indeks saham teknologi yakni Nasdaq ditutup naik tipis.

Pada hari ini, pelaku pasar memantau rilis data klaim pengangguran dari Departemen Tenaga Kerja AS. Data tersebut akan memberikan gambaran arah pemulihan ekonomi AS, yang cenderung membaik di tengah kemajuan program vaksinasi. 

Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada 350.000 orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran untuk pertama kali selama sepekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular